Senin, 10 November 2014

Perasaan yang tak pernah bisa menjadi benci

Hari yang ku jalani tanpamu rasanya sangat sepi. Sudah lama aku tak mendengar tawamu lagi, bahkan aku tak pernah lagi mendengar kau memanggil namaku.

Sudah 1 tahun berlalu kita tak lagi menjalani hari-hari bersama dan tak lagi makan bakso bersama. Mungkin hanya aku yang merindukan masa-masa saat itu, merindukan kisah kita yang telah menjadi kenangan.
Kenangan saat kita bersama sangatlah manis, mulai dari kita berkenalan saat kelas 1 SMK dan sampai kita duduk di sofa yang sama berdua, nan indahnya saat itu.

Aku mulai menulis lagi kisah hidupku, kisah yang dahulu pernah kau beri warna di dalamnya. Dan aku menceritakannya kembali bukan karena aku masih mengharapkan dirimu tapi aku merindukan sosok sepertimu. Dan tak pernah ku jumpai sosok seperti dirimu lagi yang keras kepala, bawel, humoris dan terkadang romantis. Entah mengapa hanya kamu yang selalu menjadi inspirasiku untuk menulis. Apakah rasa cintaku ini sudah sangat dalam? Ah entahlah aku sudah tak memikirkannya lagi.

Setelah kejadian tahun lalu dimana aku mengerimimu sebuah pesan yang berisi ungkapan hatiku dan kau tak pernah membalasnya, aku sadar usahaku memang sia-sia tapi rasanya hatiku lega setelah mengungkapkannya walaupun balasan darimu adalah perubahan sikapmu secara drastis. Perlahan kau mulai menjauh dan tak pernah mengirimiku lagi sebuah pesan. Bahkan sampai saat ini pun aku tak pernah mendengar lagi suaramu memanggil namaku, apakah aku sangat menjijikan di kedua matamu? Apakah menurutmu aku wanita yang tak tahu diri? Karena dirimu lelaki tampan yang digandrungi banyak wanita dan aku hanya seorang wanita yang tak berkulit putih, mungkin itu menjadi faktor utama permasalahanmu.

Terkadang ketika ku pulang kuliah aku teringat saat masih sekolah, dulu kau selalu mengirimiku pesan "Hati-hati dijalan ya ^_^" dengan emotion smile yang membuatku tak berhenti tersenyum selama perjalanan pulang. Disaat malam seperti ini aku pun merindukan suaramu di ujung telepon yang hampir setiap malam mengantarku sampai tertidur nyenyak, dan dengan suara merdumu yang menyanyikan lagu Oh Nina Bobo yang sudahku tegaskan aku takut jika mendengar lagu itu tapi tetap kau nyanyikan hingga bulu kudukku bergidik ketakutan.

Aku tahu rinduku ini takkan pernah terbalaskan karena dirimu tak pernah sudi melihatku lagi, seperti yang ku katakan tadi menyebut namaku saja kau tak mau apalagi merindukanku. Beberapa hari ini aku menjadi seseorang yang menjengkelkan dan mungkin aku terlalu sering membuatmu bad mood karena postinganku di media sosial yang selalu mengutuk dirimu. Sesungguhnya aku tak pernah bisa membenci dirimu, ucapanku di twitter, bbm, dan facebook tak pernah sama dengan isi hatiku. Karena kecuekanmu yang membuatku muak, aku ingin sekali melihatmu marah seperti yang kau lakukan dulu dipinggir jalan sebuah kawasan kau berteriak memarahiku. Ya aku merindukan wajah marahmu. Setiap kali kita bertemu kau selalu memasang wajah datar seolah kita tak pernah ada masalah. Didepanku kau tak pernah menampakkan apa adanya dirimu tapi dibelakangku mungkin kau menodai namaku dengan menceritakan keburukanku. Ya aku tahu itu dan aku mencoba tak memperdulikannya.

Aku selalu merasa dirimu itu dewasa yang bisa mengerti perasaan orang lain, iya memang kau dapat mengerti tetapi kau tak dapat menghargai perasaan orang lain. Sahabatku berkata kepadaku bahwa aku harus bisa menghargai perasaan seseorang yang sudah menyayangiku dan aku selalu mencoba melakukannya. Dan aku tak pernah mendapatkan itu darimu, yang ada hanya sikapmu yang kini tak pernah menganggapku ada. Bahkan hanya sebuah pesan pendek yang ku kirimkan lewat bbm saja kau tak mau membacanya, sudah terbukti dimatamu aku sangat menjijikan.
Walaupun aku sudah tak kau anggap lagi tetapi aku tetap mengagumi sosok seseorang sepertimu, sosok yang terpernah tergantikan dihatiku. Dan bila mungkin suatu hari kau telah menemukan seseorang yang dapat kau terima apa adanya maka aku harap kunjungi aku sebagai seorang teman yang pernah menemani harimu.

Jika sudah bercerita tentangmu sepertinya tak akan ada habisnya. Baiklah aku sudahi catatanku malam ini dan maaf jika sedikit menjengkelkan.
Selamat malam ☺

Minggu, 02 November 2014

Terimakasih untukmu..... 21

Assalamualaikum wr.wb

Hai readers apa kabarnya hari ini? Semoga Allah senatiasa memberi nikmat di hari-hari yang kita jalani. Aamiin
Kali ini aku ingin mengungkapkan isi hatiku yang sudah aku pikirkan secara matang.
Dan berharap orang itu membaca tulisanku ini.
Sebuah kalimat dari hati yang tulus tanpa ada rasa benci.

Untukmu...
Hallo, Hi, Hai, hmm aku bingung harus memulainya dengan apa. Sapaan akrab sepertinya sudah tak berlaku lagi bagi kita ya kurasa begitu untuk hubungan kita saat ini.
Sudah satu tahun lebih yah kita tak pernah berbincang-bincang asik seperti dulu lagi, sekedar say "hello" pun rasanya canggung. Entahlah di masa lalu hubungan kita yang tak pernah ada kejelasan berakhir menggantung sampai saat ini.
Kali ini aku tak ingin membahas masalah itu karena ku rasa kamu sudah meninggalkan kenangan kita.

Beberapa hari yang lalu sebelum aku melaksanakan UTS aku memberanikan diri untuk menelepon kamu ya pada saat itu memang ada urusan sedikit sih. Hehe
Tapi tak ku sangka obrolan kita berlanjut panjang, rasanya baru kali ini lagi kita berbicara panjang lebar di ujung telepon.
Jujur saat itu aku bingung harus berbicara apa tapi kamu dapat mengendalikan obrolan kita hingga operator lah yang memutuskan obrolan kita. Huhu sayang sekali yah.

Aku ingat sekali kamu memberiku sebuah motivasi bahwa aku harus membuktikan aku bisa mengerjakan soal akuntansi dan Alhamdulillah usahaku berhasil untuk mendapatkan nilai yang hmm luar biasa. Aku sangat termotivasi jika kamu memberiku sebuah nasehat.
Entah mengapa aku selalu terhipnotis dengan ucapanmu.
Tapi rasa bahagiaku ini harus aku kubur setelahku baca tweetmu yang berisi "lupakan masa lalu"
Kesadaranku kembali aku tahu aku sudah tak ada apa-apanya lagi dimatamu.
Setelah sekian lama aku mencoba bersabar dan mencoba melupakan hasilnya sia-sia aku masih mengharapkanmu. Sejujurnya perasaanku saat ini datar entah apakah aku sudah melupakan perasaan itu atau belum.
Malam ini aku memikirkan kembali tentang perasaan itu, perasaan yang lama telah kau tinggal mati. Aku sangat merasa bersalah kepada seseorang yang sangat menyayangiku tapi aku tak bisa menerima perasaan orang itu karena aku tak tahu perasaanku saat ini seperti apa. Aku pun sudah tak berharap lagi akan cintamu, karena ku tahu kamu mencari kebahagiaan lain di luar sana. Dan aku tak berhak meminta dirimu kembali seperti dulu lagi.

Semakin hari memang semakin berat aku menjalani hidup ini, banyak tantangan dan rintangan yang harusku hadapi dan aku selalu merasa jika bersamamu akan selalu mudah tapi itu hanya keinginanku dan tidak bagimu.
Sejujurnya pada tahun lalu disaat hari terakhir kamu datang ke rumahku, ingatkah? Saat setelah kau mengikuti tes kerja di perusahaan kamu bekerja saat ini. sudah ingat? Pada saat itu pun aku tahu aku harus meninggalkan perasaan itu, dan terbukti kau tak pernah datang lagi ke rumahku.
Aku tahu alasan klasikmu itu "maaf gak ada waktu karena pekerjaan" tapi di waktu senggangmu kau mengujungi rumah wanita lain yang mungkin mereka adalah teman barumu. Apakah aku sedih dan kecewa? Ya aku sangat sedih dan kecewa hingga aku tak tahu aku harus bersandar kepada siapa. Marah pun aku tak bisa ya aku bukan siapa-siapa bagimu, aku hanya bisa diam dan menerima semua kenyataan yang ada.

Tersenyum dan tertawa bersama teman-teman itu caraku melupakan rasa sakit itu. Aku sudah bukan anak kecil lagi yang harus marah dan menangis, aku mencoba bersabar dan mengikhlasakan untuk mendewasakan pemikiranku.

Kini aku sudah bisa berpikir jernih, bahwa tak semua keinginanku bisa tercapai. Aku tahu perasaan tak bisa dipaksakan jadi aku menerima keputusanmu untuk melupakan masa lalu dan menyambut masa depan. Jujur sedikit pun aku tak membenci dirimu karena bagaimana pun juga kamu pernah singgah di hidupku dan mewarnainya.
Senyum, tawa, sedih, kesal dan marahmu akan selalu aku ingat tapi maaf tidak semua nasihat darimu aku jalankan, karena sekarang jalan kita sudah tak lagi searah walau tujuannya sama menuju kebahagiaan dan kesuksesan.

Terimakasih dulu kamu pernah mewarnai hidupku dan semua kenangan yang pernah kita lalui tak akan pernah ku lupakan. Aku meninggalkan perasaan ini agar kamu tak terganggu lagi oleh kehadiranku, Do'a ku pun tak pernah surut agar kamu sukses dan bahagia walaupun kamu bahagia bukan bersamaku.

Terima kasih atas segalanya... Lurah London.
21 kita aku lepaskan :'(