Senin, 10 November 2014

Perasaan yang tak pernah bisa menjadi benci

Hari yang ku jalani tanpamu rasanya sangat sepi. Sudah lama aku tak mendengar tawamu lagi, bahkan aku tak pernah lagi mendengar kau memanggil namaku.

Sudah 1 tahun berlalu kita tak lagi menjalani hari-hari bersama dan tak lagi makan bakso bersama. Mungkin hanya aku yang merindukan masa-masa saat itu, merindukan kisah kita yang telah menjadi kenangan.
Kenangan saat kita bersama sangatlah manis, mulai dari kita berkenalan saat kelas 1 SMK dan sampai kita duduk di sofa yang sama berdua, nan indahnya saat itu.

Aku mulai menulis lagi kisah hidupku, kisah yang dahulu pernah kau beri warna di dalamnya. Dan aku menceritakannya kembali bukan karena aku masih mengharapkan dirimu tapi aku merindukan sosok sepertimu. Dan tak pernah ku jumpai sosok seperti dirimu lagi yang keras kepala, bawel, humoris dan terkadang romantis. Entah mengapa hanya kamu yang selalu menjadi inspirasiku untuk menulis. Apakah rasa cintaku ini sudah sangat dalam? Ah entahlah aku sudah tak memikirkannya lagi.

Setelah kejadian tahun lalu dimana aku mengerimimu sebuah pesan yang berisi ungkapan hatiku dan kau tak pernah membalasnya, aku sadar usahaku memang sia-sia tapi rasanya hatiku lega setelah mengungkapkannya walaupun balasan darimu adalah perubahan sikapmu secara drastis. Perlahan kau mulai menjauh dan tak pernah mengirimiku lagi sebuah pesan. Bahkan sampai saat ini pun aku tak pernah mendengar lagi suaramu memanggil namaku, apakah aku sangat menjijikan di kedua matamu? Apakah menurutmu aku wanita yang tak tahu diri? Karena dirimu lelaki tampan yang digandrungi banyak wanita dan aku hanya seorang wanita yang tak berkulit putih, mungkin itu menjadi faktor utama permasalahanmu.

Terkadang ketika ku pulang kuliah aku teringat saat masih sekolah, dulu kau selalu mengirimiku pesan "Hati-hati dijalan ya ^_^" dengan emotion smile yang membuatku tak berhenti tersenyum selama perjalanan pulang. Disaat malam seperti ini aku pun merindukan suaramu di ujung telepon yang hampir setiap malam mengantarku sampai tertidur nyenyak, dan dengan suara merdumu yang menyanyikan lagu Oh Nina Bobo yang sudahku tegaskan aku takut jika mendengar lagu itu tapi tetap kau nyanyikan hingga bulu kudukku bergidik ketakutan.

Aku tahu rinduku ini takkan pernah terbalaskan karena dirimu tak pernah sudi melihatku lagi, seperti yang ku katakan tadi menyebut namaku saja kau tak mau apalagi merindukanku. Beberapa hari ini aku menjadi seseorang yang menjengkelkan dan mungkin aku terlalu sering membuatmu bad mood karena postinganku di media sosial yang selalu mengutuk dirimu. Sesungguhnya aku tak pernah bisa membenci dirimu, ucapanku di twitter, bbm, dan facebook tak pernah sama dengan isi hatiku. Karena kecuekanmu yang membuatku muak, aku ingin sekali melihatmu marah seperti yang kau lakukan dulu dipinggir jalan sebuah kawasan kau berteriak memarahiku. Ya aku merindukan wajah marahmu. Setiap kali kita bertemu kau selalu memasang wajah datar seolah kita tak pernah ada masalah. Didepanku kau tak pernah menampakkan apa adanya dirimu tapi dibelakangku mungkin kau menodai namaku dengan menceritakan keburukanku. Ya aku tahu itu dan aku mencoba tak memperdulikannya.

Aku selalu merasa dirimu itu dewasa yang bisa mengerti perasaan orang lain, iya memang kau dapat mengerti tetapi kau tak dapat menghargai perasaan orang lain. Sahabatku berkata kepadaku bahwa aku harus bisa menghargai perasaan seseorang yang sudah menyayangiku dan aku selalu mencoba melakukannya. Dan aku tak pernah mendapatkan itu darimu, yang ada hanya sikapmu yang kini tak pernah menganggapku ada. Bahkan hanya sebuah pesan pendek yang ku kirimkan lewat bbm saja kau tak mau membacanya, sudah terbukti dimatamu aku sangat menjijikan.
Walaupun aku sudah tak kau anggap lagi tetapi aku tetap mengagumi sosok seseorang sepertimu, sosok yang terpernah tergantikan dihatiku. Dan bila mungkin suatu hari kau telah menemukan seseorang yang dapat kau terima apa adanya maka aku harap kunjungi aku sebagai seorang teman yang pernah menemani harimu.

Jika sudah bercerita tentangmu sepertinya tak akan ada habisnya. Baiklah aku sudahi catatanku malam ini dan maaf jika sedikit menjengkelkan.
Selamat malam ☺

Minggu, 02 November 2014

Terimakasih untukmu..... 21

Assalamualaikum wr.wb

Hai readers apa kabarnya hari ini? Semoga Allah senatiasa memberi nikmat di hari-hari yang kita jalani. Aamiin
Kali ini aku ingin mengungkapkan isi hatiku yang sudah aku pikirkan secara matang.
Dan berharap orang itu membaca tulisanku ini.
Sebuah kalimat dari hati yang tulus tanpa ada rasa benci.

Untukmu...
Hallo, Hi, Hai, hmm aku bingung harus memulainya dengan apa. Sapaan akrab sepertinya sudah tak berlaku lagi bagi kita ya kurasa begitu untuk hubungan kita saat ini.
Sudah satu tahun lebih yah kita tak pernah berbincang-bincang asik seperti dulu lagi, sekedar say "hello" pun rasanya canggung. Entahlah di masa lalu hubungan kita yang tak pernah ada kejelasan berakhir menggantung sampai saat ini.
Kali ini aku tak ingin membahas masalah itu karena ku rasa kamu sudah meninggalkan kenangan kita.

Beberapa hari yang lalu sebelum aku melaksanakan UTS aku memberanikan diri untuk menelepon kamu ya pada saat itu memang ada urusan sedikit sih. Hehe
Tapi tak ku sangka obrolan kita berlanjut panjang, rasanya baru kali ini lagi kita berbicara panjang lebar di ujung telepon.
Jujur saat itu aku bingung harus berbicara apa tapi kamu dapat mengendalikan obrolan kita hingga operator lah yang memutuskan obrolan kita. Huhu sayang sekali yah.

Aku ingat sekali kamu memberiku sebuah motivasi bahwa aku harus membuktikan aku bisa mengerjakan soal akuntansi dan Alhamdulillah usahaku berhasil untuk mendapatkan nilai yang hmm luar biasa. Aku sangat termotivasi jika kamu memberiku sebuah nasehat.
Entah mengapa aku selalu terhipnotis dengan ucapanmu.
Tapi rasa bahagiaku ini harus aku kubur setelahku baca tweetmu yang berisi "lupakan masa lalu"
Kesadaranku kembali aku tahu aku sudah tak ada apa-apanya lagi dimatamu.
Setelah sekian lama aku mencoba bersabar dan mencoba melupakan hasilnya sia-sia aku masih mengharapkanmu. Sejujurnya perasaanku saat ini datar entah apakah aku sudah melupakan perasaan itu atau belum.
Malam ini aku memikirkan kembali tentang perasaan itu, perasaan yang lama telah kau tinggal mati. Aku sangat merasa bersalah kepada seseorang yang sangat menyayangiku tapi aku tak bisa menerima perasaan orang itu karena aku tak tahu perasaanku saat ini seperti apa. Aku pun sudah tak berharap lagi akan cintamu, karena ku tahu kamu mencari kebahagiaan lain di luar sana. Dan aku tak berhak meminta dirimu kembali seperti dulu lagi.

Semakin hari memang semakin berat aku menjalani hidup ini, banyak tantangan dan rintangan yang harusku hadapi dan aku selalu merasa jika bersamamu akan selalu mudah tapi itu hanya keinginanku dan tidak bagimu.
Sejujurnya pada tahun lalu disaat hari terakhir kamu datang ke rumahku, ingatkah? Saat setelah kau mengikuti tes kerja di perusahaan kamu bekerja saat ini. sudah ingat? Pada saat itu pun aku tahu aku harus meninggalkan perasaan itu, dan terbukti kau tak pernah datang lagi ke rumahku.
Aku tahu alasan klasikmu itu "maaf gak ada waktu karena pekerjaan" tapi di waktu senggangmu kau mengujungi rumah wanita lain yang mungkin mereka adalah teman barumu. Apakah aku sedih dan kecewa? Ya aku sangat sedih dan kecewa hingga aku tak tahu aku harus bersandar kepada siapa. Marah pun aku tak bisa ya aku bukan siapa-siapa bagimu, aku hanya bisa diam dan menerima semua kenyataan yang ada.

Tersenyum dan tertawa bersama teman-teman itu caraku melupakan rasa sakit itu. Aku sudah bukan anak kecil lagi yang harus marah dan menangis, aku mencoba bersabar dan mengikhlasakan untuk mendewasakan pemikiranku.

Kini aku sudah bisa berpikir jernih, bahwa tak semua keinginanku bisa tercapai. Aku tahu perasaan tak bisa dipaksakan jadi aku menerima keputusanmu untuk melupakan masa lalu dan menyambut masa depan. Jujur sedikit pun aku tak membenci dirimu karena bagaimana pun juga kamu pernah singgah di hidupku dan mewarnainya.
Senyum, tawa, sedih, kesal dan marahmu akan selalu aku ingat tapi maaf tidak semua nasihat darimu aku jalankan, karena sekarang jalan kita sudah tak lagi searah walau tujuannya sama menuju kebahagiaan dan kesuksesan.

Terimakasih dulu kamu pernah mewarnai hidupku dan semua kenangan yang pernah kita lalui tak akan pernah ku lupakan. Aku meninggalkan perasaan ini agar kamu tak terganggu lagi oleh kehadiranku, Do'a ku pun tak pernah surut agar kamu sukses dan bahagia walaupun kamu bahagia bukan bersamaku.

Terima kasih atas segalanya... Lurah London.
21 kita aku lepaskan :'(

Jumat, 24 Oktober 2014

Dewasa itu.....

Assalamualaikum wr.wb

Selamat malam sahabat setia blogerku ☺
Selamat Tahun baru Hijriah 1436.
Semoga di malam pergantian tahun ini kedepannya amal ibadah kita semakin meningkat. Aamiin

Malam ini aku ingin sedikit berbagi cerita tentang apa yang aku alami dari kisah masa kecilku hingga beranjak dewasa ini. Sebelumnya mohon maaf bila ada kata dan kalimat yang tidak berkenan di hati. Semoga saja berkenan ☺

Usiaku kini sembilan belas tahun, aku bukan lagi anak kecil yang segala sesuatunya harus mendapat perintah dan menuruti peraturan dari orang dewasa. Kini aku beranjak dewasa dimana segala hal aku lah yang memutuskan sendiri, banyak orang bilang dewasa itu pilihan, memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Dewasa itu bebas tapi bagiku sulit di jalani, banyak pilihan yang menantang diantaranya ada rintangan dan ada jebakan. Kebanyakan pemuda-pemudi jaman sekarang terjerumus oleh pergaulan bebas, dimana lelaki dan wanita saling bercumbu mesra di depan umum tanpa ada rasa malu. Mereka lupa dengan perintah dan larangan Allah, yang sudah sangat jelas Allah membenci Zina. Astagfirullah, semoga kita bukan termasuk golong seperti mereka.

Aku melihat disekeliling lingkungan sekitar desa ku, disini sudah banyak tempat-tempat tongkrongan untuk anak gaul. Padahal ku tahu jaman dulu anak-anak dan pemuda-pemudi melangkahkan kakinya ke majelis ilmu, tapi sekarang mereka lebih asyik bermain di warung internet dan warung kopi.
Aku pun menyadari hal itu terjadi pada diriku sendiri, ketikaku masih berusia 7th s/d 16th aku selalu datang ke majelis ilmu untuk menimba ilmu disana. Tanpa mengenal cuaca panas atau hujan aku tetap penuh semangat berjalan ke Masjid. Tapi ketika jaman semakin modern aku mengenal internet dimana dunia ada di ujung jari kita, aku hampir melupakan Al-Qur'an, aku hampir lupa atas ilmu yang aku dapat. Terlepas dari majelis ilmu kini aku menyadari hatiku mulai menjadi batu karena tak ada ilmu yang memenuhi hati dan pikiranku lagi. Aku sangat merindukan pengajian, aku merindukan sahabat pengajianku, aku sangat merindukan suara adzan dari dekat, aku sangat merindukan lantunan ayat-ayat suci Al-Qur'an dan aku sangat merindukan sholawat kepada Rasulullah :'(

Dewasa, dimana seseorang harus dituntut untuk bekerja agar memenuhi kebutuhan yang tak ada rasa puasnya itu. Terkadang ada seseorang yang lupa akan ibadahnya karena terlalu sibuk dengan dunianya. Aku pernah mendengar:
"Kejarlah duniamu seakan kau hidup seribu tahun dan kejarlah akhiratmu seakan kau mati besok"
Maka bersyukurlah kita yang masih bisa menghirup udara di dunia, jangan sampai kita melupakan ibadah kepada Allah.
"Kematian, sebenarnya sudah cukup menjadi pelajaran untuk kita yang masih hidup. Karena orang yang sudah meninggal mereka tak ada lagi kesempatan untuk bertaubat dan tak ada lagi kesempatan untuk menimba ilmu" sekiranya seperti itu yang dikatakan oleh guru ngajiku. (Maaf jika ada kesalahan)

Waktu, sholat ada 5 waktu: subuh, dzuhur, ashar, isya, dan maqrib.
"Sudahkah kalian sholat 5 waktu hari ini?"
Teringat dahulu guru ngaji ku pernah bercerita bagaimana Rasulullah di perintahkan oleh Allah untuk melaksanakan ibadah Sholat. Rasulullah mendapat wahyu 'sholat' tanpa perantara, Rasulullah bertemu langsung kepada Allah. Sungguh Muhammad Engkau lah Nabi akhir jaman yang sangat kami rindukan.
Mari teman-teman jangan melalaikan Sholat 5 waktu, tinggalkan duniawi mu kejarlah akhiratmu. Hidup ini hanya sekali jangan pernah kita sia-siakan hanya untuk berfoya-foya karena untuk mendapatkan surganya Allah dengan menjalani peritah-Nya dan jauhi larangan-Nya, insyaallah dengan begitu kita akan memasuki surganya. Aamiin.

Baiklah mungkin hanya segitu yang dapat ku curahkan, aku bukan seseorang yang benar. Karena diatas adalah kisahku sendiri dan sebuah pengalaman hidupku, kisahku yang lupa dengan majelis ilmu yang dulu sangat ku cintai.
Semoga Allah selalu memberi kita hidayah ketika kita melakukan hal yang salah.
"Ya Allah jadikanlah hamba anak yang sholeha yang berbakti kepada orang tua, kelak jadikanlah hamba istri sholeha untuk calon imamku nanti dan masukanlah hamba kedalam golongan orang-orang yang akan menempati surga-Mu" aamiin.

Wassalamualaikum wr.wb

Minggu, 07 September 2014

About Me

Hello sunday night...
Besok senin dong yah? Huft~
Walaupun besok hari senin semangat yah teman-teman ^^
Sebelum cuap-cuap gue ini semakin banyak, I will introduce my self yah yah? Yeaah..

Nama gue siapa? yaaa pasti kalian tau lah gue nama gue ini siapa, seperti alamat website ini 'Iis Komala'. Semua akun socmed gue namanya Iis Komala tapi ada beberapa orang di facebook sebut nama gue itu 'Lis' He to the llow Hellloooww mas bro tau huruf gak sih? Huruf kapital I dan L itu beda broh!! Dan itu buat emosi gue memuncak. Huft~

By the way, ngomong-ngomong tentang nama nih dari jaman gue kecil sampai saat ini banyak variasi nama panggilan buat gue, ya biasalah teman-teman gue selalu mem-pleset-kan nama gue diantarnya: Iis (,)la, Iis Koala, Iis Kolama, Iis Komawa, Izong, baso (karna pas jama SMK badan gue lumayan gemuk) dan terakhir julukan dari keluarga yaitu Iis Kopaja Oplet. Aaghh yang terakhir nggak banget deh pokoknya :(
Kenapa keluarga gue menamakan gue seperti itu because...... dulu saat nyokap gue mau melahirkan gue keluarga lagi menunggu mobil bus kopaja milik kakek gue buat membawa nyokap ke rumah sakit, so terjadilah gue sebagai olok-olokan keluarga gue 'Iis Kopaja' dan itu aib terbesar gue yang hari ini perdana gue publik di dunia maya. Huhuhu
Andai jaman dulu sudah ada mobil sport mewah mungkin nyokap gue gak bakal naik bus kopaja *tsaaaaahhh~

Kita sudahi saja yah bahas nama gue yang sungguh sangat rumit itu.
Oia, kalau kalian sudah baca postingan gue yang sebelumnya mungkin kalian heran kenapa Fanfiction "Only One" gak ada lanjutannya karena eh karena banyak yang kepo itu kisah nyata gue atau bukan. Ya ampun! Gue terlalu galau buat ngepost next partnya jadi sorry yaw kalau ceritanya gantung gitu.
Pengennya sih di blog pribadi gue ini semua postingannya cuap-cuap tentang gue aja gitu tanpa ada so puitis ya emang sih gue suka menulis tapi sekarang jadi males mendingan gue cuap-cuap gak jelas, kalau ada yang baca sih gue ucapkan terimakasih banyak telah mampir di blog ngalor ngidul ini xD

Lanjut perkenalannya yah? Yuukk mareee~
Gue lahir pada hari Kamis 13 April 1995 yang berarti usia gue saat ini masih 19 tahun belum berkepala 2 yah ;) masih proses beranjak dewasa. zodiak gue Aries dan shio gue pig, kok binatang semua yah? Domba dan Babi apa jadinya lah itu gue juga bingung.
Ukuran baju gue M, ukuran sepatu sandal gue 38 dan 39 juga muat *kali aja ada yang mau beliin gue gitu kan sayang kalau gak tau ukurannya, huwehehe ngarep*
Dulu pas jaman gue SD musim banget yang namanya saling berbagi Biodata diri masing-masing, eh kalian pernah gak ngerasain jaman biodata gitu kan? Pernah lah ya *maksa* dan di list biodatanya itu ada warna favourite, sebenernya sih gue netral sama semua warna tapi dari kecil gue dicekokin(?) sama nyokap warna merah jambu alias pink dan berakhirlah gue suka warna biru. Entahlah~

Gue itu orangnya ceplas ceplos dan paling berani yang namanya nyablak(?) Itu loh berani menegur di depan orang lain, gue gak suka menyindir orang lain dari belakang karna itu tindakan pengecut. Hidup Nyablak Merdeka!!! *pasang ikat kepala*
Tapi karna sifat gue yang keras (tapi bisa lunak kok) dan suka nyablak banyak banget temen gue yang kurang seneng sama sifat gue yang itu, jadi Maaf ya sobat mulut gue ini sering ngeluarin racun mematikan :( maaf banget :')
Sifat nyablak gue ini sudah keturunan dari nyokap jadi susah hilangnya.
Tapi kalian bisa menilai lah baik dan buruknya diri gue. Gue orangnya lumayan jutek sama orang yang gak gue kenal padahal sebenernya gue itu orangnya asik suka bercanda dan nyambung kalau di ajak ngobrol. Suer deh!!

Saat ini gue sudah resmi menjadi mahasiswi baru di Institut Global Mulia, pasti lo bertanya kenapa gue baru masuk kuliah tahun ini padahal gue lulusan SMK 2013 ya karena tahun kemarin gue pengen merasakan kerja di PT sebagai operator dan rasanya iti uwaaahhh capek banget.
Gue cuma bertahan 7 bulan padahal masa kontrak kerja gue itu 15 bulan jadilah gue kerang ijo yang payah :(
Tapi gue berjanji ketika gue dapat pekerjaan lagi gue akan menjalaninya dengan ikhlas agar gue menjadi kerang mutiara mahal bukan kerang ijo sepuluh ribu seplastik. Yeaahh semangat gue berkobar nih.

Sepertinya cuap-cuap gak penting ini sudah sangat terlalu puuaanjaaang jadi gue akhiri saja yah sobat.
Bagi kalian yang sudah membaca cuapan gak jelas ini tolong meninggalkan jejak kalian di kolom komentar yah biar bisa ngobrol gitu sama gue. Hehe
Dan bagi stalker sejati gue, gue mau bilang nih "sampai kapan mau jadi silent reader akun socmed gue? Komentar dong ah"

Follow me on :
Twitter : @iiskomalaa
Instagram : iiskomalaa
Facebook : Iis Komala (イイス コマラ
Path : Iis Komala

Thank you for all reader, Love you friends ��
Good Night ^^

Selasa, 05 Agustus 2014

[FF] ONLY ONE

Hidup tak selalu berjalan sesuai dengan yang manusia inginkan.
Kehidupan manusia kadang berada di atas dengan kejayaan dan kadang berada di bawah dalam kesederhanaan.
Begitupun dengan cinta.
Cinta itu penuh warna yang dihiasi tawa dan tangis di dalamnya.

Ini adalah kisahku yang menceritakan manis pahit dalam menjalani cinta, tapi aku yakin cinta di dalam hati akan selalu abadi.

***************************

5 Juni 2014

Hari ini aku berusia 19 tahun dan hari ini hari yang istimewa bagiku.
Aku sangat berterimakasih kepada ibuku yang sudah melahirkanku ke dunia ini, dunia yang begitu indah.
"Benar, pagi yang indah" ucapku sambil mentap langit lewat jendala kamarku.
"Selamat ulang tahun, selamat ulang tahun selamat ulang tahun Adinda sayang......." Ayah dan Ibuku bernyanyi bersamaan.
Mereka pun membawa kue tart yang diatasnya tertancap lilin berbentuk angka 1 dan 9 dan  itu membuatku sangat senang.
"Terimakasih ayah, ibu" jawabku terharu. Lalu aku memeluk mereka, merekalah keluargaku yang sangat aku sayangi di dunia ini.
Aku akhiri hadiah istimewa itu dengan ku tiup api yang membakar lilin itu.
"Ayah juga memiliki hadiah yang lainnya untuk kamu"
"Apa itu yah?" Tanyaku tak sabar.
"Ini dia" ayahku memberikan sebuah kunci sepeda motor untukku, tak sabar aku ingin melihat sepeda motorku lalu ku berlari menuju depan rumahku.
"Apa motor ini milikku?" Tanyaku tak percaya melihat kuda besi matic yang ada dihadapanku ini.
"Iya sayang ini milikmu, Ayah kan sudah berjanji jika kamu berusia 19 tahun Ayah dan Ibu akan membelikanmu sepeda motor" terang ayahku.
"Terimakasih yah, bu" sahutku sumringah.
Aku pun mencoba mengendarai sepeda motor baruku ini yang berwarna pink, memang terlalu wanita tapi aku sangat suka.

*******************************

Aku berhenti di sebuah taman di dekat kompleks rumahku.
"Mengapa sampai sekarang belum ada pesan? Apa dia lupa ini hari ulang tahunku?" Sambil ku mengecek handphone.
"Yang ada hanya pesan dari teman-temanku"
Memang sudah satu tahun aku berpisah dengannya, dan selama itupun aku sudah lose cantact tetapi hati dan pikiranku selalu ingat dengan dia. Dia yang aku cinta.

"Heyy!! Dhin.....dha" seseorang memanggilku dengan nafas yang tak beraturan.
"Heyyy Anya" sahutku dengan volume keras dan dia pun berlari ke arahku.
Dia adalah sahabatku, Anya. Gadis yang cantik dan pintar, dialah sahabatku sejak kecil yang selalu setia menemaniku.
"tarik nafas dalam-dalam..."
"Lalu buang" Anya mengikuti apa yang aku ucapkan.
"Huh, capek sekali" ucapnya saat nafasnya sudah teratur.
"Ngapain sih lo lari-lari?"
"Tadi sih gue lari pagi eh pas lewat depan rumah si ngkoh malah digong-gongin anjing peliharannya ya gue jadi lari terbirit-birit" jawabnya membuatku tertawa terbahak-bahak.
"Heh lo malah ngetawain gue bukannya kasian liat temennya kecapean" sahutnya kesal melihatku tertawa namun kesalnya berlalu karena melihat tunggangan baruku ini.
"Eh ngomong-ngomong ada kuda besi baru nih"
"Iya dong, cantikkan?" Jawabku sumringah sambil menggerakan stang sepeda motorku.
"Wah hadiah ulang tahun ya? Enak banget, bisa keliling kompleks tiap hari nih, jadi kita kemana-mana gak usah naik bus lagi dong yahh. ajak gue..." ku sekap mulut Anya dengan tanganku. Selain cantik dan pintar sahabat baikku ini sangat b.a.w.e.l bawel!!.
"Nyerocos mulu" sahutku setelah melepaskan tanganku dari mulutnya.
"Iya iya sorry habisnya ini keren sih"
"Gue aja gak nyangka dapet hadiah sebagus ini, padahal dari jaman kita sekolah SMP gue gak pernah diizinin mengendarai sepeda motor" jelasku sambil mengingat masa SMP dan SMA.
"Ya mungkin karena jarak rumah kita ke kampus jauh jadi orang tua lo membelikan ini bebek matic"
"Tapi sekarang gue lagi bete nih nya"
"Kenapa?" Tanya anya penasaran.
"Aska belum kirim gue pesan nih" jawabku lesu
"Halah kenapa lo masih mikirin dia sih din, dia aja udah lupa sama lo. Udahlah lupain dia" sahut Anya sebal.
"Tapikan Nya, gue sayang banget sama dia"
"Ya move on dong Adinda Pransisca!!"
"Gak bisa nya, susah. Lo tau sendiri gue suka sama dia dari kelas 1 SMA"
"Iya gue tau, terus kelas 2 lo bisa pdkt sama dia dan sampai pelulusan pun dia gak pernah ngasih status dihubungan kalian"
"Ya karna dia.."
"Karna dia bosen sama lo lalu setelah lulus dia menghilang tanpa memberi kabar lagi ke lo dinda. Itu sudah sangat jelas dia itu PHP" cerocosnya lagi.
"Apa tuh PHP?" Tanyaku tak mengerti
"Pemberi Harapan Palsu" jelasnya yang membuatku mengerti.
"Iya bener gue di-php-in sama Aska" jawabku tambah lesu.
"Udahlah mulai sekarang lo lupain dia dan buka hati lo untuk cowok lain"
"Ah gak tau lah nya, gue belum siap jatuh cinta lagi"
"Yahh kalau gini terus kapan lo move on?"
"Udahlah, pulang yuk? Gue anterin sampe depan kamar lo deh"
Ajakku bersemangat.
"Assiikk, naik motor baaarruuuu" sahut Anya sumringah lalu dengan gigih naik ke sepeda motorku.
Kami pun melaju dengan cepat sambil tertawa senang.

*******************************

Sesampainya di rumah aku membuka lagi diary lamaku dan sudah lama aku tak bersenda gurau di diary ini lagi.
Di halaman pertama di diary ini disambut dengan deretan huruf yang bertulis :
Adinda Pransisca
             Love
Aska Pratama

Memang sedikit lebay tapi aku rasa itu wajar saja karena diary ini ku pakai saat aku masih duduk dibangku SMA.
Baiklah mari ku ceritakan kisah cintaku pada masa putih abu-abu.

FLASHBACK

7 Juni 2010

"Mohon perhatian! Bagi siswa-siswi baru di SMA Budi Asih dimohon untuk berbaris di lapangan sekolah. Terimakasih."

Hari ini adalah hari terakhir Adinda dan Anya menjalankan masa orientasi siswa di sekolah baru. Dan mereka bersiap melaksanakan upacara penerimaan siswa dan siswi baru.
Ada satu adat istiadat di sekolah ini ketika melaksanakan penerimaan siswa-siswi baru dengan melepaskan dua ekor burung merpati ke langit.
"Wah din sayang banget yah merpatinya dilepas gitu aja padahal kalau dipelihara lebih bagus" terang Anya.
"Sssssttttt~" sahut Dinda pelan.
Setelah 1 jam akhirnya upacara pun selesai dan para siswa-siswi kembali ke kelas masing-masing.
"Din, upacara gitu aja lama banget yah" ucap Anya kelelahan.
"Iya nya, ceramahnya itu loh lama banget" sahut Adinda setuju dengan ucapan Anya.
BRUKK!!! Seseorang menabrak Adinda dari belakang.
"Aduhh, sakit!!" Pekik Adinda kesakitan lalu ia pun berbalik untuk melihat siapa yang menabraknya.
"Maaf yah maaf, tadi gak sengaja"
Adinda hanya diam tak menjawabnya dan pergi belalu.
"Yuk Nya pergi"

******************************

IN HOUSE ADINDA

7 Juni 2010
Dear diary....
Hari ini aku bertemu seseorang yang bisa membuatku terpesona saat pertama melihatnya.
Aku tak tahu dia siapa dan dia ada di kelas mana.
Kami tak sengaja bertemu karena dia menabrakku dari belakang.
Ketika ia meminta maaf padaku aku hanya bisa berdiam diri seakan mulutku tak sanggup untuk berbicara.
Aku harus bisa mendekatinya.
Aku jadi penasaran, siapa dia?......

Adinda mengakhiri tulisannya dan ia membayangkan kejadian di pagi tadi.
"Andai aku sekelas dengannya" ucap Adinda dalam lamunannya.

************************************

Satu minggu telah berlalu tanpa Adinda sadari ia telah melupakan seseorang yang ingin ia kenal itu. Adinda dan Anya berada di kelas IPS 2, persahabatan mereka semakin akrab karena semasa SMP mereka tak pernah berada dalam kelas yang sama.

"Din, kita mau bergabung di ekskul apa?" Tanya Anya pada Adinda ketika para senior di sekolah mengadakan demonstrasi ekstrakulikuler.
"Hmm belum tahu, gue pergi kesana dulu ya Nya" jawabnya lalu berlalu pergi meninggalkan Anya.
"Yaudah nanti kita ketemu di kelas yah!!" teriak Anya karena jarak mereka sudah mulai jauh dan Adinda hanya membulatkan kedua jarinya pertanda ia berkata OKE.

Adinda terus berjalan menghitari stand-stand para senior yang sedang berteriak mempromosikan ekstrakulikuler mereka.
Adinda mendaftarkan dirinya di ekstrakulikuler modern dance dan setelah itu Adinda bergegas menuju ke kelasnya.
Sesampainya Adinda di kelas ia langsung diserbu rentetan pertanyaan dari Anya.
"Nya please satu-satu kalau mau bertanya" cetus Adinda.
"Oke sorry, lo gabung di ekskul apa?
"Nah gitu dong, gue gabung di modern dance. Keren kan!!" Jawab Adinda sumringah.
"Oh di dance lagi, gak bosen din dari SMP lo gabung di grup tari?"
"Lo tau sendiri gue ini hobby banget sama dance, dunia dance itu amazing nya" sahut Adinda berkobar semangatnya.
"Ah bagi gue sih membosankannya"
"Ah lo gak tau aja Nya dunia dance sangat menarik, bay the way lo gabung di ekskul apa?"
"seni musik" jawab Anya singkat.
"Sejak kapan lo suka musik nya? Emang lo bisa main alat musik?" Tanya Adinda tak percaya karena yang Adinda tahu sahabatnya itu tak pernah memainkan alat musik.
"Wah lo lupa ya din? Dulu gue pernah didaftarin kursus bermain piano"
"Masa sih? Gue lupa nya"
"Yaudah lupakan, gue daftar di seni musik karena tadi diantrean stand seni musik gue liat cowok ganteng din dan gue langsung ikut antre aja"
"Hah!! Jadi karna ada cowok ganteng?" Adinda terkekeh mendengar cerita sahabatnya itu.
"Iya, siapa tau gue bisa jadian sama cowok itu" jawab Anya senang.
"Yaudah deh, semoga berhasil" Adinda memberi semangat kepada Anya.

**********************************

21 November 2010

Semester 1 telah berlalu dan tibalah semester 2. Adinda melalui hari-hari di sekolah dengan belajar dan latihan dance, Anya sahabat Andinda yang pada saat semester pertama ingin mengejar cinta cowok tampan yang ia temui saat demonstrasi ekstrakulikuler ternyata ia telah berpaling dan sudah memiliki kekasih baru.

"Nya lo hebat ya bisa jadian sama cowok yang lo bilang ganteng itu" seru Adinda.
"Cowok ganteng? Maksud lo Aska?" Tanya Anya.
"Loh bukannya nama pacar lo Kevin? Udah ganti ya?"
"Dulu gue pernah tertarik sama Aska tapi dia orangnya over jutek sama cewek jadi gue nyerah suka sama dia terus gak lama si Kevin ngedeketin gue yaudah akhirnya gue suka sama Kevin dan jadian sama dia" Anya menjelaskan kisah cintanya.
"Ooh kirain sama cowok itu"
"Susah din dapetin Aska, dia over cool sih"
"Masa sih?" Tanya Adinda tak percaya.
"beneran, serius deh din. Ayo ikut gue liat si Aska" Anya mengajak Adinda ke ruangan musik.

Sesampainya mereka di depan ruangan musik, mereka hanya melihat ke dalam ruangan lewat kaca jendela.
"Tuh Aska yang lagi main gitar" bisik Anya.
"Yang mana sih?"
"Itu tuh!!!" Tunjuk Anya yang terhalang kaca.
"Oh yang itu, iya nya ganteng yah" Adinda terkekeh melihat penampilan Aska.
"Iya, tapi yasudahlah lo gak bakal bisa jadian juga sama dia"
"Kenapa?" Tanya Adinda penasaran.
"Gue aja gak bisa apalagi elo din. Hahahaha" jawabnya diselingi canda.
"Kalau kagum boleh kan?"
"Anya!!" Ada seseorang yang memanggil Anya dan ia pun berbalik ke arah suara tersebut berasal.
"Heyyy Kevin" balas Anya.
"Kamu lagi apa disini?" Tanya kevin setelah jarak mereka sudah dekat.
"Aku cuma mengantar Adinda ingin melihat kelas musik" Anya berbohong karena ia tak mungkin memberi alasan sebenarnya dan Anya menyikut tubuh Adinda yang sedari tadi tak berpaling karena terpesona melihat Aska.
"Iya benar, aku cuma ingin melihat kelas musik" jawab Adinda sambil berbalik ke arah Anya dan Kevin.
"Oh gitu" Kevin percaya dengan apa yang di ucapakan Anya dan Adinda.
"Kita ke kantin yuk?" Ajak Anya kepada kekasihnya itu.
"Yaudah yuk" jawab kevin
"Aku ke kelas aja deh, kalian berdua saja yang ke kantin"
"Oh yaudah kalau gitu" sahut Anya lalu pergi meninggalkan Adinda.
"Bolehkah aku mengaguminya? Aska" Adinda membatin.

***********************************

21 November 2010
Dear diary.......
Aska Pratama menurutku dia pria yang baik dan juga tampan
Walau katanya dia itu pria yang pandai dan over cool tapi aku rasa dia berhati baik
Penampilannya saat bermain gitar itu sangat mempesona
Aku kagum dengan Aska.
Melihatnya dari jauh saja sudah membuat hatiku berdebar.
Bagaimana nanti? Aku harap aku bisa berteman dengannya.

Setelah Adinda selesai berbagi kisah di diary nya itu ia pun membuka halaman sebelumnya.
"Apa yang menabrakku itu Aska?" Tanya Adinda pada dirinya sendiri dan mengingat-ingat kejadian pada saat itu.
"Kenapa aku lupa sih sama wajah cowok yang menabrakku dulu? Duh bodoh!!" Adinda mengutuk dirinya sendiri.

To be Contiuned.....

Jumat, 01 Agustus 2014

Aku Rasa Kau Bermunafik

Malam..
Saat hari menjelang malam
Saat matahari mulai tenggelam
Saat burung-burung kembali ke sarang
Saat itu pun aku masih memikirkan dirimu
Entahlah kamu itu siapa yang selalu hinggap
dipikiranku
Langit malam memang indah, penuh pesona
untuk memandangnya
Seperti dirimu yang mempesona meluluhkan
hati para wanita tapi sayang, hidupmu terlalu
arogan
Yang terlalu memuji betapa indahnya dirimu
hingga kau tak menyadari tentang perasaanmu
sendiri
Jika hidup ini hanya untuk sebatas mengenal
lalu mengapa wanita itu bisa menyukaimu?
Bila perkenalan tak membawamu pada sebuah
pendekatan lalu mengapa wanita itu
menyukaimu?
Ketika kau mengucapkan kata 'agar tak
menyakiti' rupanya kau pura-pura tak
menyadari bahwa aku yang telah kau sakiti
Sebuah kenangan tak menggoyahkan prinsip
hidupmu itu
Kenangan tak berarti apa-apa bagimu
Kenangan hanyalah sebuah kenangan yang tak
mungkin menjadi sebuah masa depan
Ya ku rasa masa depanmu akan indah jika aku
telah melupakan kenangan itu
Jangan menyentuh hati seseorang jika kau
hanya ingin mendapatkan kenyamanan
Dan pada akhirnya kau akan meninggalkan hati
itu tanpa ada kata perpisahan, bukankah kau
memiliki hati juga?
Kau pun pernah merasakan hati tersakiti,
bagaimana rasanya? Perih, sesak..
Seperti ribuan pisau menancap di hati, sakit.
Tentang wanita itu,
wanita yang menyukaimu dan mungkin akan
menyayangimu
Kau telah menyentuh hatinya hingga ia dapat
berkata dia menyukaimu
Kau yang memberinya kenyamanan hingga di
dalam hatinya telah tumbuh rasa suka
Sejujurnya aku merasa cemburu karena
perhatianmu beralih ke wanita itu
Namun kau tak menyadari ucapanmu menjadi
bumerang bagimu, kau ber-munafik.
Kau anggap dirimu telah tumbuh dewasa
Dapat merasakan apa yang para orang tua
rasakan
Rasanya itu seperti macam lelucon, berkata
seperti itu menjadi bahan tertawaan bagiku
sebab didalam dirimu masih seperti bocah
remaja yang tak mengerti apa itu ketulusan
Aku berkata seperti ini bukan karena aku
membencimu tapi karena aku terlalu
menyayangimu
Aku tak mau kau jatuh ke dalam lubang ke-
munafik-an yang penuh kebencian dari orang-
orang yang telah kau sakiti
Sadarlah sayang, kau harus menghargai hati
wanita
Seperti ayahmu yang menghargai hati ibumu
Jika kau selalu menolak apa yang kau rasakan
maka hatimu akan terus membeku
Bila kau selalu mengabaikan perasaan orang
lain maka bukan perhatian yang kau dapatkan
melaikan kebencian yang kau tak ketahui
Wanita yang telah menjatuhkan hatinya
padamu, berharap kau pun sama sepertinya
Aku sebagai seseorang yang pernah berada
diposisi wanita itu hanya ingin kau tak
mengulangi kesalahan itu lagi, maka sayangilah
wanita itu dan terimalah cintanya
Aku tak mau nasib cinta wanita itu seperti
nasib cintaku yang menggantung karena dirimu
tak sudi menatapku kembali
Ingatlah rasa sukaku padamu yang tak akan
habis ini, mungkin wanita itu pun akan sama
sepertiku yang selalu menyukaimu apa adanya..
"Sebatas mengenal, tak terlalu dekat agar tak
menyakiti"
Aku rasa kamu telah ber-munafik ☺

Kicauan Rindu

Rindu , satu kata yang mudah diucapkan
namun sulit tuk mengungkapkannya..
Matahari telah tenggelam digantikan bulan
menghiasi langit malam ini
indahnya rembulan yang tidak berbentuk bulat
itu
Ia sendiri tanpa bintang menemaninya dan
awan hitam meredupkan cahayanya, ya aku
rasa malam ini akan turun hujan.
Jauh pandanganku menatap terlintas sosok
seseorang dimataku,
Siapa dia? Aku hafal sekali akan wajah itu
Wajah yang dahulu selalu memenuhi relung
hatiku
Wajah yang dahulu sering kulihat senyum
manisnya
Rasanya rindu sekali melihat tawa dibibirnya
yang kini tak pernah kulihat lagi
Bahkan suaranya pun tak pernahku dengar lagi
Ingatkah saat pertama kali tak sengaja kita
pulang bersama? Saling mengenal namun tak
saling menyapa
pada saat itu rasanya canggung sekali tuk
memulai sebuah obrolan dan hingga sampai
tempat tujuan kita tetap terdiam. Aneh bukan?
Kejadian yang telah terjadi sakitar 3 tahun yang
lalu itu masih teringat jelas dipikiranku
Aku tak ingat sejak kapan hubungan kita
menjadi dekat, yang ku ingat hanyalah awal
perkenalan kita dan perpisahan kita yang ku
anggap gantung itu.
Dan sepertinya hanya aku yang menganggap itu
gantung sedangkan kamu sudah benar-benar
melupakanya
Baiklah aku tak akan membahas masalah itu
Aku menulis ini karena ku ingin mengungkapkan
rasa rinduku padamu
Rasa rindu yang kadang bisa mencekik hatiku
ini hingga air mata menetes di wajahku
kadang aku merasa bodoh mengapa aku masih
merindukanmu sedangkan disana dirimu tak
merindukanku bahkan memikirkanku pun kau
tak sudi
Diamnya dirimu membuat hatiku pilu...
Malam ini malam jum'at, malam yang selalu
mengingatkanku padamu.
Dulu kamu selalu meneleponku lalu mengajakku
ngaji bareng
Walau hanya lewat sambungan telepon tapi
mengukir indah didalam hati.
Seharusnya malam ini aku bekerja tapi dengan
keadaan kaki yang sakit ini mana mungkin aku
bekerja.
Tadi setelah melaksanakan sholat maqrib aku
membaca Q.S. Yaasiin
Selepas itu aku galau karena ingat kamu
kamu apa kabar?
Apakah sudah membaca Q.S Yaasiin dan tahlil
malam ini? Semoga sudah ya ☺
Setelah kita tak lagi bertemu dan tak lagi
menyapa, hari-hari yang ku jalani sangatlah
berat.
Karena aku selalu mencoba melupakanmu dan
semua kenangan kita.
Aku rasa kamu pasti bertanya mengapa aku
menulis ini? Karena aku selalu gagal untuk
melupaknmu
Terlalu banyak kenangan diantara kita, oopps
sepertinya aku sudah tak pantas menyebut kata
"kita" yang ada hanya "aku" dan "kamu" bukan
"kita" ya baiklah~
Tapi entah kenapa semakin aku melupakanmu,
semakin aku mengingat dirimu.
Tepat disini disofa rumahku, aku duduk
bersandar dan aku ingat dulu kamu pernah
duduk disini juga.
Ahh aku juga sedang memakan buah jeruk,
pasti kamu juga ingat kenangan saat memakan
jeruk. Ku rasa kamu mengingatnya
Berbicara tentang buah aku ingin
mengingatkanmu lagi tentang buah strawberry
ya lebih jelasnya lagi jus strawberry.
Saat itu aku dan kamu pulang bersama kamu
membelikan aku jus strawberry, rasanya lezat
sekali karena ada kamu. hihihi
Dan ternyata aku dan kamu memang sama-
sama menyukai jus strawberry, aghh so sweet
Dulu kamu sering mengantarku pulang ke
rumah dengan sepeda motormu itu,
Selama dalam perjalanan kita banyak
berbincang-bincang dan bukan hanya itu kita
pernah bertengkar hanya karena arah lewat
mana kita pulang lalu cerita lucu tentang
satpam yang sedang patrol dijalan, lebih
jelasnya lagi hanya aku dan kamu yang tahu
cerita konyol itu. Haha
Jadi sudah sangat jelas aku tak bisa
melupakanmu dan aku selalu merindukanmu
Walau dihatimu sudah tak ada aku, ku harap
kamu hidup bahagia dengan siapa pun itu
Aku pun tak akan membenci dirimu karena
dirimu adalah sebelah sayapku yang patah
"Burung tidak akan bisa terbang hanya dengan
sebelah sayap"
Dan aku sadar masa lalu tidak akan bisa
terulang kembali
Maka carilah sebelah sayapmu agar kamu bisa
terbang setinggi mungkin menggapai
kebahagiaan yang kau inginkan dan pada saat
kita
bertemu aku akan tersenyum melihat dirimu
yang telah bahagia walau bukan bersama diriku

Wah malam ini hujan dan suara petir
membuatku takut, sepertinya aku harus
menyelesaikan kicauanku ini karena ku takut
kesambar petir cintamu. hihihi
Salam rinduku untukmu yang disana, selamat
malam dan semoga mimpiin aku ☺

25 April 2014

Kamis, 31 Juli 2014

[FF] My Feelings

Alohaaaa~ Akhirnya rilis juga fanfic yang sudah
lama dibuat namun tak pernah sempat untuk
ngepost. Yup! fanfic ini terinspirasi saat lagi
sendiri aja di kamar, jadi terciptalah "My
Feelings". Awalnya sih bingung mau diberi judul
apa tapi karena inti pada cerita ini adalah isi
perasaan seorang wanita, jadi ku beri judul My
Feeling's. Oia, fanfic ini Real aku yang buat
tanpa nyontek punya yang lain, cerita ini hanya
fiktif belaka jadi bila ada kesamaan cerita ato
karakter pemain Mohon di maafkan. Gak usah
panjang lebar karena ini sudah kepanjangan
hehe B-), so Happy Reading guys ;-)

*********************************

Satu, Dua, hatiku
Tiga, Empat, napasku
Lima,Enam, sekujur tubuhku
Tapi tetap saja aku melangkah dengan hanya
memandangimu saja
(TTS- Baby Step Translation)
11 April 2006,
Disini ku terdiam terpaku menatap sosok
seorang pria yang sedang menulis di papan
tulis. Dia tampan dan juga pandai, aku selalu
memperhatikan dia saat di sekolah dan dia itu
siswa terpopuler di sekolah maka dari itu
banyak siswi wanita yang menyukai dia.
Awalnya aku sama sekali tidak tertarik
dengannya namun suatu hari yang lalu suatu
kejadian membuatku menyukai dirinya. Dia pria
yang baik dan sopan, mengerti semua bidang
pelajaran, tetapi sikapnya terlalu angkuh kepada
wanita, karena sikap keangkuhannya itu aku
menyukainya. Walau hanya di dalam mimpi aku
bisa memilikinya namun aku percaya dengan
keajaiban tuhan, suatu hari nanti aku dapat
memiliki dirinya dan di dalam hatinya hanya
akan ada satu nama yaitu diriku ‘Syanada
Nissa’.
“Nada, nada!!” suara itu membuyarkan
lamunanku
“iya ada apa?” jawabku singkat.
“udah jam istirahat nih, ayo ke kantin” ajak
Lifah
“aku tidak lapar Lifah, kamu saja yang ke
kantin” aku menjawab dengan nada yang lesu,
“yasudah aku duluan yah” aku hanya tersenyum
melihat sahabat baikku itu pergi.
Dia Kholifah teman sekaligus sahabat satu-
satunya yang aku miliki di sekolah maupun di
rumah, di sekolah aku termasuk anak yang
pendiam tak banyak bicara pada orang lain dan
hanya Lifah lah satu-satunya teman yang
sering mengajak ku berbicara.
Oia, dimana pria angkuh itu? Aku melihat setiap
sudut di dalam kelas namun tak ku dapat sosok
seseorang yang ku cari itu. “heeyy, apa kamu
bisa membantu ku?” tiba-tiba saja seseorang
memanggilku dari luar kelas. “siapa?” sahutku
kebingungan. “iya kamu yang berada di dalam
kelas, cepat keluar” perintah seseorang itu, aku
pun berjalan keluar kelas dan ternyata dia
adalah Muhammad Adam, aku kaget! Sosok
seorang pria yang aku kagumi. “tolong bantu
aku membawa buku-buku ini ke ruang
perpustakaan” mohonnya. Aku hanya membalas
anggukan kepala dan sedikit senyuman, karena
aku terlalu kaku untuk berbicara dengan orang
lain. Kami pun berjalan bersama menuju ruang
perpustakaan, sesampainya disana aku bingung
harus berbuat apalagi aku pun berjalan keluar
tanpa pamit kepada Adam. “heyy tunggu
sebentar!! Kerjaan mu belum selesai” pekiknya,
Ku balikan tubuhku dan bertanya “apa yang
bisa ku bantu lagi?” “kamu bantu aku
membereskan semua buku-buku ini dan
menyimpannya kembali ke tempat semula,
karena tak mungkin selesai cepat jika hanya
aku sendiri yang mengerjakannya. Tolong bantu
yah? Hmmm Syanada Nissa” pintanya, aku
senang dia memanggil namaku dan ternyata dia
mengenalku. “baiklah” jawabku dengan
senyuman.
Waktu istirahat telah berlalu kami pun selesai
membereskan semua buku-buku itu, “apa kamu
lelah?” dia melontarkan pertanyaan itu,
“lumayan, aku kembali ke kelas duluan ya?”
pamit ku pergi, tetapi dia menahanku pergi
dengan menarik lengan ku. “tunggu sebentar
sebagai ucapan terima kasihku, aku ingin
mentraktirmu makan di kantin. Ayoo!!” dia
langsung menarik ku pergi menuju kantin
sekolah. “tunggu, ini sudah masuk jam
pelajaran” “aahh gimana yah? Yasudah nanti
pulang sekolah kita makan siang bersama? Aku
yang traktir” dia mengajak ku makan bersama?
Aku sangat terkejut! Bagaimana ini? “baiklah”
mengapa bibir ini asal mengucap, apa karena
aku sangat senang bisa berbicara dengan pria
yang kusukai? “okk!! Ayo kita ke kelas” kali ini
dia berjalan duluan meninggalkan ku.
****************************
Waktu cepat berlalu hingga tiba
saatnya pulang sekolah. “kriiiiiiiiiiiiiiing kriiiiiiiing
kriiiiiiiiiing” lonceng pun berbunyi,
tiba-tiba saja seluruh tubuhku menjadi gemetar
dan jantungku berdegup kencang, apa ini?
Mengapa aku jadi nervous gini?
“Nisa ayoo” ajak Adam,
tapi mengapa dia memanggilku Nisa? Teman-
teman yang lain selalu memanggilku Nada.
“panggil saja aku Nada” ragu-ragu aku
mengucapkannya juga “sudahlah tak apa! Aku
ingin memanggilmu Nisa” sahutnya sambil
berjalan keluar kelas dan menuju parkiran. “kita
mau kemana?” tanyaku “hmmm~ aku ingin
mengajak mu ke restaurant favourite ku, ayo
sudah ikut saja” aku pun mengikuti dia berjalan
dan ya naik kendaraan sepeda motor dia,
mimpi apa aku semalam? Rasanya hatiku bagai
burung terbang melayang di udara dan ..... dan
kembali ke alam sadar!!
Setelah perjalanan selama 20 menit akhirnya
kami sampai di hmmmm entahlah dimana ini,
tempat ini tak pernah ku kunjungi sebelumnya
jadi asing bagiku. Ck, bisa dibilang aku tak tau
tempat ini.. malu-malu aku bertanya “adam,
hmm ini dimana?” “ini tempat restaurant
favourite ku” jawabnya singkat lalu ia berjalan
masuk ke dalam restaurant itu dan aku pun
mengikutinya.
Waah mengapa para pelayan di restaurant ini
mengenal Adam? Apa adam pemilik restaurant
ini? Sebuah pertanyaan besar bagiku. Kami
duduk di kursi yang letaknya berada di pojok
kanan dan disini kami bisa melihat
pemandangan yang sangat indah. waaahhh
“Kamu mau makan apa?” adam menawariku
untuk memesan makanan tetapi aku masih
penasaran dengan semua pertanyaan yang ada
didalam otakku. “mengapa para pelayan disini
mengenalmu?” akhirnya aku bertanya juga, ya
daripada aku mati penasaran lebih baik aku
bertanya. “hahahaha” dia hanya tertawa
“apakah ada yang lucu dengan pertanyaanku
itu?” setidaknya dia harus menjawab
pertanyaanku dan tidak hanya tertawa. Sedikit
Kepo Dia pun menjawab “restaurant ini milik
kedua orangtua ku, jadi wajar mereka
mengenalku” pantas saja, lagi-lagi aku bingung
harus menjawab apa, begitu bodohnya diriku!!
“kok diam? Baiklah aku yang akan memesankan
makanan paling enak disini untuk mu, tunggu
sebentar yah” Beberapa menit
kemudian Adam datang serta membawa dua
cangkir berisi minuman “silahkan diminum”
tawarnya “ya terimakasih” aku pun langsung
menyeruput minuman yang dibawa oleh adam
yang ternyata isinya adalah Coffe Capucino.
“waahh Coffenya enak sekali” pujiku
“terimakasih!! Memang semua hidangan di
restaurant kami selalu enak dan lezat, bukannya
aku membanggakan diri tetapi memang fakta,
hehehe” katanya sambil tersenyum dan
senyumnya itu manis sekali sungguh aku tak
ingin melewatkan moment ini lalu aku pun ikut
tersenyum bahkan kami pun tertawa bersama,
makanan yang dipesan adam pun datang
hmmm aku rasa makanan ini pasti sangatlah
lezat “silakan dimakan, rasanya enak sekali”
adam mempersilakan aku memakan makanan
itu, “ya terimakasih, aku makan” jawabku
seraya memperlihatkan senyuman terindahku.
Hanya satu suapan sudah terasa lezatnya
“hmmm oishii” pujiku dalam bahasa jepang
“hontooni?” tanyanya.
Bahasa jepang adam juga lumayan baik sama
denganku, jadi tak apa kan kami berbicara
dalam bahasa jepang?
“yes, delicious” kini aku menjawabnya dalam
bahasa inggris.
“Waaah kemampuan bahasa asing mu sangat
baik” puji adam.
“terimakasih, aku memang sangat senang
belajar bahasa asing! Jadi aku lumayan bisa
dalam berbahasa asing” terangku.
“waaww fantastic!! Can I learn the language
along with you?”
apa? Belajar bersama? Aku sangat mau belajar
bersama dengan kamu^_^
“yes, you can learn along with me” lagi-lagi aku
mengeluarkan senyuman termanisku.
“really?” mengapa kamu banyak bertanya, apa
kamu tidak mengetahui aura bahagiaku ini?
Sepertinya tidak, kami kan baru kali ini
berbincang-bincang
“yeahh” ku jawab singkat lalu melanjutkan
makanku dan dia pun mengikutiku.

***********************************

Jadi begini rasanya jatuh cinta ... Oh
indahnya ,,
“Woooaaaaaaaaaaahhh” aku berteriak di
dalam kamar pribadiku, sungguh sangat
menyenangkan hari ini bagaikan aku
sedang berkencan dengan adam. Apakah
mimpiku ingin memiliki hati adam akan
tercapai? Tapi ini bukan mimpi dalam
tidurkan? “aaaww”aku mencubit pipiku
dan ternyata ini bukan mimpi
“woooooooaaahh” aku berteriak lagi.
“Nada, Nada? Jangan berisik nak” teriak
Bunda “Maaf bunda” sahutku. Hmmmmm
baru kali ini aku pulang diantar oleh
seorang pria, ooh begini yah rasanya jika
memiliki seorang pacar tapi adam bukan
pacarku. “the twinkle twinkle, the twinkle
twinkle uuuuuhhuhu” ada panggilan masuk
di handphone ku tetapi aku tidak tau ini
number phone siapa. “Assalamualaikum”
sapaku ramah “waalaikumsalam”
jawabseseorang di sebrang telphone sana
“Maaf ini siapa?” aku pun bertanya, tapi
sepertinya aku mengenal suara ini. “ayoo
tebak siapa?”
“siapa ya?” aku malah balik bertanya lagi.
“belum lama kita bersama tadi masa
sekarang kamu sudah lupa dengan
suaraku nis” Dia memanggilku Nisa berati
dia adam ‘woooaah dia menelphone ku’
batinku. “Halloooo Nis, Nisa” “Oh iya
maaf, kamu adam kan?” “yhupz! Benar
sekali” “apa kamu sudah sampai di
rumah?” ya sekiranya pertanyaan ini tidak
terlalu kuno kan? “Alhamdulillah sudah
sampai 10 menit yang lalu” “Syukurlah,
hmmm terimakasih ya kamu sudah
mengantarku pulang, Jadi merepotkan”
“iya tidak apa-apa koq, lagian rumah kita
gak terlalu jauh” “gak terlalu jauh?” aku
kebingungan, memangnya rumah dia di
sekitar sini kah? “iya, aku tinggal di
komplek sebelah dari rumah kamu”
what????? Komplek sebelah? Koq aku gak
pernah melihat dia ya? Oia, aku kan jarang
keluar rumah ya kalau ada keperluan aku
mau keluar rumah. “oh ya?” jawabkku tak
percaya “iya nisa, makanya kamu itu
sering keluar rumah dong main kemana
gitu! Pasti nanti ketemu aku, hehehe” “koq
kamu tau aku jarang keluar rumah? Waah
jangan-jangan kamu itu memperhatikan
aku ya?” “hahaha yaahh ketauan deh” “ih
ternyata kamu penguntit ya, hehe”
Sepanjang malam itu kami saling
bercengkrama hingga kami sama-sama
tertidur.
************************************************
************************
22 Juli 2007,
Hati ini
Perasaan
ini
Tak dapat
kupungkiri lagi
Bahwa aku
jatuh cinta
Namun
cinta ini tak dapat kusampaikan
Sedihku
akan ku hapus dengan senyuman
Karena aku
ingin melihat Mu bahagia
Semenjak itu hubungan kami
semakin dekat dan perasaanku ke Adam
semakin hari semakin bertambah. Tapi
aku tak pernah tau bagaimana perasaan
Adam kepadaku, karena banyak wanita
yang dekat dengan Adam jadi aku tak
yakin jika Adam menyukaiku juga.
“Nis, Nisa?” adam memanggilku yang
membuatku terbangun dalam lamunanku.
“eehh, iya ada apa?” jawabku sedikit
shock.
“kamu ngelamun ya nis?” Adam
kebingungan melihatku yang akhir-akhir
ini sering melamun.
“engga kok dam” aku mencoba berbohong
dari Adam, karena aku tak mau Adam tahu
tentang perasaanku ini. “oh kamu mau
mencoba membohongiku ya nis? Gak bisa,
udah jujur aja sama aku nis, kamu lagi
ada masalah? Cerita dong sama aku, kita
kan sahabat”. cerocos Adam.
‘jadi kita sahabat ya? Berarti dengan
hubungan sahabat itu tak ada rasa cinta
dalam hatimu kepadaku. Tapi aku
menyukaimu dan aku sudah sangat
menyayangimu, apa aku harus terus
menerus membohongi perasaanku padamu
dam? Jawab aku dam” aku membatin.
“NIIISSAAA” adam berteriak kepadaku “iya
kita sahabat kok” aku asal menjawab lalu
aku pergi meninggalkan Adam, entah aku
ingin menuju kemana. “Heyy Nissa!! Kamu
mau kemana hahh?” teriak adam Aku
terus berjalan tanpa memperdulikan Adam,
dalam pikiranku sekarang adalah aku tak
ingin melihat Adam dan aku ingin menjauhi
dirinya karena aku takut dengan
perasaanku sendiri.
“Ada apa dengan nissa? Aku bertanya A
dan dia menjawab B, aiihh
membingungkan saja kau ini niss,” gumam
Adam sambil menggaruk kepalanya yang
sebenarnya tidak gatal itu.
*****************************************
“Kenapa aku jadi begini? Aku
pergi begitu saja meninggalkan Adam,
mungkin sekarang dia berpikir bahwa aku
membenci dia tanpa sebab, kenapa aku
begitu bodoh” Nada memukul pukuli
kepalanya sendiri. Ditaman yang jaraknya
tak jauh dari sekolah, Nada termenung
memikirkan perasaannya sendiri dan tak
lama kemudian ada seorang wanita
menghampirinya
“permisi” wanita itu berseragam sama
dengan Nada yang berarti mereka satu
sekolah. “iya silakan” nada menjawabnya
dengan senyum namun tatapannya itu
kosong “maaf, apa kamu kenal dengan
Muhammad Adam siswa kelas 11?”tanya
siswi itu yang membuat nada kaget. “iya
aku kenal, ada apa ya?” nada malah balik
bertanya karena penasaran mengapa siswi
yang tak ia kenali itu menanyakan Adam,
bukankah semua siswi di sekolah
terfavourite ini mengenal sosok Adam.
“Sepertinya dia sangat terkenal ya? Tidak
jauh berbeda dengan masa SMP dulu”
jawaban yang sangat membuat rasa
penasaran nada semakin besar. “apa
maksud mu?” tanya nada kurang lebihnya
itu sedikit menyelidiki. “Dulu aku dan
Adam satu sekolah saat masih SMP, oia
namaku Shintya Pradika, aku siswi baru
disini” “Namaku Syanada Nissa, panggil
saja aku nada” “salam kenal ya nada, aku
boleh sedikit bercerita denganmu nada?”
‘dari tadi juga dia sudah bercerita yang
membuatku shock, tapi kenapa aku masih
ingin mendengar ceritanya? Apa karena
dia tahu tentang Adam?’ nada membatin.
“nada?” “oh iya silakan, aku akan
mendengarkannya”

***********************************

‘Setalah mendengar cerita dari siswi baru
itu hatiku menjadi hancur berkeping-
keping, sebaiknya tadi aku menolak
mendengarkan ceritanya, apa dia akan
merebut Adam dariku? Aku belum siap
untuk menghadapi ini semua’.
*FLASHBACK*
“Dulu pada saat kami masih duduk
dibangku SMP, aku tak tahu bahwa Adam
menyukaiku, dan suatu ketika Adam
mengutarakan perasaannya padaku namun
pada saat itu aku sudah memiliki seorang
kekasih dan aku sangat menyayangi
kekasihku itu, dan akhirnya aku menolak
perasaan Adam” terang Shintya yang
membuat nada tercengang, hampir saja
nada meneteskan air mata namun nada
berpura-pura bersikap biasa. “oh begitu”
“sejak saat itu aku mendengar bahwa
Adam tak pernah dekat dengan wanita
mana pun, aku sangat bersalah kepadanya
kini aku ingin mengobati luka didalam
hatinya” nada sudah tak bisa menahan air
mata yang sudah berada di pelupuk
matanya, akhirnya nada pamit pergi
meninggalkan shintya. “maaf, aku tidak
bisa lebih lama mendengarkan ceritamu”
lalu nada berlari membuat shintya heran
melihat sikap nada.
* END FLASHBACK*

‘ternyata kisah cinta itu hanya
khayalan bagiku
Cinta tak bermakna bagiku
Hanya luka yang ku dapatkan
Pedih, kecewa, sakit, dan teluka
itulah yang ku rasakan
Perasaan ini tak ada artinya
Hati ini hancur berkeping-
keping tanpa sisa
Aku tak tahu harus bagaimana,
Oh Tuhan tolonglah aku’
Pagi ini Nada pergi ke sekolah sendiri
dengan berjalan kaki dan tidak seperti
biasanya Nada pergi ke sekolah sepagi ini.
“aku tak tahu harus bagaimana, apa aku
harus menjahui Adam?” gumam nada.
Dari kejauhan Adam melihat Nada sedang
berjalan kaki menuju arah sekolah, lalu ia
menambah kecepatan sepeda motornya
untuk mengejar Nada .
“Nissa” panggil Adam dan Nada
menghentikan langkahnya.
Nada membatin ‘Itu Adam!!! Aku harus
bagaimana? Apa aku harus diam saja?
Aahh itu tidak mungkin’
“Iya” jawab-nya singkat
“kenapa kamu pergi duluan nis? Biasanya
kan kita selalu pergi ke sekolah bersama,
apa aku telat? Maaf deh” “hmm engga
kok, hari ini aku ingin jalan kaki ke
sekolah” “oh begitu ya, tapi kan sekolah
kita jauh nis. Ayo naik” perintah Adam
namun nada terus melangkahkan kakinya
tanpa memperdulikan Adam.
“Nis kamu kenapa si? Akhir-akhir ini kamu
aneh nis” pekik Adam dan Nada pun
menghentikan langkahnya kembali, tanpa
membalikan tubuhnya Nada menjawab
“Sudahlah, lebih baik kamu menjauh
dariku!! Bukankah sudah ada seseorang
yang sejak SMP kau sukai. Kejarlah dia
dan jangan perdulikan aku lagi” Dengan
segera Nada berlari menjauh karena ia tak
mau jika Adam melihatnya menangis.
Sementara itu Adam hanya tercengang
mendengar ucapan Nada, ia bingung
mengapa Nada berbicara seperti itu.
“apa maksudnya? Seseorang yang kusukai
sejak SMP”

***********************************

Sesampainya di sekolah Adam
terus berpikir tentang kejadian tadi dengan
Nada, ia masih tak mengerti mengapa
Nada bersikap seperti itu.
“Adaaaaamm” panggil seseorang dari arah
belakang Adam, dan ketika Adam
membalikan tubuhnya, mata adam
membulat besar seperti telur yang baru
saja direbus. “Shi.. shin.. tya” adam
terbata-bata melihat sosok Shintya
dihadapannya
“iya aku shintya, aku sangat senang
akhirnya aku bertemu juga denganmu”
Adam masih tak menyangka seorang
wanita yang dulu telah melukai hatinya
dan bersusah payah ia bangkit dari
keterpurukannya kini wanita itu kembali
lagi dihadapannya. “dam, Adam? Kenapa
kamu bengong” celetuk Shintya sambil
menggoyangkan telapak tangannya naik
turun tepat di depan wajah Adam. “iya
shin” akhirnya Adam kembali ke alam
sadarnya.
“apa kamu shock melihatku berada disini?
Hmm pasti kamu senang bertemu lagi
denganku?” dengan pedenya shintya
berkata seperti itu namun Adam
menghiraukan semua pertanyaan itu dan
Ia malah balik bertanya kepada Shintya.
“kamu pakai seragam yang sama
denganku, apa kamu pindah ke sekolah
ini?” “Iya, dan aku pindah ke sekolah ini
karena aku ingin selalu bersamamu”
terang Shintya. Lagi-lagi Adam terdiam
mendengar ucapan dari Shintya, mungkin
pagi ini menjadi pagi yang
membingungkan bagi Adam pertama ia
dimohon untuk menjauhi sahabatnya
sendiri dan terakhir Shintya kembali
kehadapannya karena ingin bersama
dirinya untuk menebus kesalahan Shintya
di masa lalu. Kepala Adam hampir pecah
memikirkan semua itu.
“Adam, ayo kita ke kelas” Shintya menarik
lengan Adam dan berjalan menuju kelas.
Di satu sisi Nada tak lagi
menuju ke sekolah, ia malah duduk di kursi
sebuah taman sambil terisak-isak Nada
mengeluarkan air matanya mungkin sudah
tak terhitung lagi Nada menangisi
perasaannya sendiri. Karena tak tahu
harus bagaimana ia menghadapi
perasaannya itu. “Mungkin sekarang Adam
sedang bergembira hati bertemu dengan
wanita yang ia cintai” pikirnya. Tak berapa
lama kemudian handphone nada berdering
nyaring terputar lagu milik salah satu
girlband korea “TTS - TWINKLE”.
“Assalamualaikum” sapa nada pada
seseorang di sebrang telpon sana
“Waalaikumsalam” “Iya bu, ada apa?”
“Nada, apa sekarang kam bisa pulang
lebih awal?” “memangnya ada apa bu?”
“sudah nanti ibu jelaskan di rumah, lebih
baik sekarang kamu meminta izin kepada
guru di sekolah untuk pulang lebih awal”
“baik bu, aku akan segera pulang” lalu Ibu
Nada menutup sambungan telphone, ‘ada
apa? Tidak biasanya ibu menyuruhku
pulang lebih awal?’ batin Nada.

************************************

24 Juli 2007
Pagi ini Adam sudah standby di
depan rumah Nada karena ia tak mau
Nada pergi ke sekolah berjalan kaki lagi,
alih-alih kemarin Nada tidak masuk
sekolah yang sudah pasti Nada itu bolos
maka dari itu Adam harus tahu kemarin
kemana saja Nada pergi. “Nissa” panggil
Adam ketika Nada baru saja keluar dari
dalam rumahnya. Nada hanya tersenyum
manis yang membuat Adam semakin
bingung namun Adam terbuai dengan
senyuman Nada. ‘senyuman manis itu ku
dapati lagi pagi ini, nissa kamu begitu
cantik! Ku mohon kamu jangan
menghindariku lagi seperti kemarin’ batin
Adam. “Good Morning” sapa Nada, Namun
tak ada respon dari Adam. “Adam!! Heyy
Adam” teriak Nada yang membuat Adam
kaget. “Niss, kamu kenapa?” Sepertinya
Adam salah tingkah melihat Nada pagi ini.
“kenapa apanya? Kamu pagi-pagi udah
ngelamun” pekik nada kesal. “Ehh maaf,
apa Nissa sudah kembali?” pertanyaan itu
membuat nada bingung, kembali? Apa
yang di maksud Adam? Nada menyentuh
kening Adam dengan punggung telapak
tangannya.Ck. Adam sakit! “Aku gak sakit
niss, apa kamu Nissa sudah kembali?”
tanya nya lagi. “kamu kenapa si dam?
Jangan bikin aku bingung?” “Harusnya
aku yang bilang begitu, kemarin kamu
kenapa? Apa ada masalah? Kenapa bolos
sekolah?” Pagi ini Nada di sambut dengan
rentetan pertanyaan dari Adam. “Maaf
dam, kemarin aku lagi ada sedikit masalah
aku minta maaf yah?” “masalah apa?”
“mau tau aja atau mau tau banget?”
tanya nada di selingi canda “cepet cerita!!”
“udah ah, kamu ini Mr. Kepo yang pernah
aku kenal, ayoo berangkat!! Nanti kita telat
lagi”
“yasudah, ku maafkan nona kepo” “enak
aja aku kepo, itu Cuma kamu yang Mr.
Kepo” Lalu mereka pun
berangkat ke sekolah bersama dan di
perjalanan mereka saling bercanda seperti
hari yang berlalu tak pernah ada masalah.
Adam membatin ‘sepertinya nissa
menyembunyikan sesuatu dariku. Ini
semua sangat aneh’
Sikap nada kembali seperti biasanya tetapi
itu membuat Adam merasa curiga, Nada
yang sepertinya menyembunyikan sesuatu
kepada Adam. Setelah mereka sampai di
sekolah Adam sudah di sambut oleh
Shintya yang sudah menunggu Adam
sedari tadi.
“Adaaamm~” panggil Shintya dari
kejauhan
“Princess mu datang tuh dam” bisik Nada
“Hahh!! Princess? Apaan si kamu niss”
bantahnya
“Yasudah aku duluan ya dam” Nada pamit
pergi ke kelas duluan karena ia tak mau
melihat Adam di gandrungi oleh Shintya
karena itu membuat hatinya sakit.
“Yasudah kalau mau duluan, aku mau ke
kantin dulu”
Lalu Nada berjalan menjauhi Adam dan dia
mengambil arah yang berbeda agar tidak
berpapasan dengan Shintya. “Loh kok
kamu bareng Nada?” tanya Shintya ketika
posisinya sudah dekat dengan Adam
“Emang kenapa? Setiap hari aku selalu
bareng dengan Nissa maksudku Nada”
“Apa rumah kalian dekat?” tanyanya lagi
namun Adam tak mau menjawabnya ia
malah berjalan menuju kelas.
“Oia shin, kamu mau membantu aku gak?”
“Bantu apa?” “Hari ini adalah hari ulang
tahunnya Nada, rencananya sore ini aku
mau buat kejutan buat dia” “Kejutan?”
tanya Shintya lagi “aku mau cari hadiah
istimewa buat dia, tapi aku bingung mau
memberi apa jadi setelah pulang sekolah
kamu temani aku cari hadiah ya, kamu
mau kan?” pinta Adam sumringah ‘kamu
begitu bahagia dengan wanita itu, apa
cintamu padaku sudah luntur dam?”
Shintya membatin.
“Yasudah, nanti aku temenin”
“terimakasih ya Shin”
****************************
“Adam, ayo pulang” ajak nada ketika
sudah waktunya pulang “Maaf niss, kamu
pulang duluan aja ya soalnya aku ada
janji” “Janji? Yasudah aku pulang duluan”
“Iya, maaf ya. Hati-hai di jalan”
Nada tak percaya jika Adam
memiliki janji, ia penasaran dengan Adam
lalu Nada diam-diam mengikuti Adam
dari belakang. Setelah sampai parkiran
sekolah Nada kaget karena disana Shintya
sudah menunggu Adam, Nada kecewa
melihat Adam berbohong padanya.
“ternyata benar kamu memang masih
sayang padanya” gumam Nada dengan
perasaan sedih.
Dengan perasaannya yang kacau tak
karuan itu Nada akhirnya pulang dengan
berjalan kaki, ia ingin menghabiskan sisa
waktu terakhirnya di Indonesia karena
besok dia dan keluarganya akan pindah ke
Australia. Nada tak ingin memberi tahu ini
kepada Adam karena jika Adam tahu Nada
akan pindah pasti Adam akan
mencegahnya pergi.
Di sebuah taman yang menjadi
tempat favourite nada, di tempat itu lah
Nada selalu bersenda gurau. Ia
menggoreskan tinta di Diarynya,
“Cinta itu tak bisa kita lihat
dengan mata
Tak bisa kita dengar dengan
telinga
Tak bisa kita raba dengan
jemari
Tapi bisa kita rasakan dengan
ketulusan hati
Ku rasa cinta itu tak sempurna
Karena ia menghampiri ku
seketika
Yang membuat hati ini rapuh”
Di saat itu pula teputar masa-masa Nada
saat bersama Adam di taman ini, penuh
canda dan tawa. Dan taman ini menjadi
kenangan indah untuk Nada, walau Adam
tidak terlalu sering ke taman itu.
Nada menulis kembali diDiarynya:
“Aku mengenalmu karena
senyum mu
Aku menyukaimu karena
kepribadian mu
Aku mencintaimu karena
tulusnya hati mu
Aku ingin selalu berada di
dekat mu
Aku ingin cinta ini selalu
menghangatkan dirimu
Aku ingin kau pun sama
mencintaiku dengan setulus hatimu”
“The twinkle twinkle .. The twinkle twinkle
uhuuuu” tiba-tiba saja ponsel nada
berdering nyaring.
“Assalamualaikum” sapa nada
“Waalaikumsalam, nada kamu dimana?
Cepat pulang kamu harus pack semua
barang-barangmu, besok pagi kita
langsung berangkat” “Iya bu, aku akan
segera pulang” jawab nada singkat lalu ia
memutuskan sambungan telpon tanpa
pamit lagi kepada ibunya.
Sebelum Nada pulang ia
menggoreskan sebuah kalimat di kursi
yang sedang ia duduki, setelah itu Nada
bergegas pulang. Sementara itu Adam dan
Shintya pergi ke sebuah toko, disana Adam
sibuk mencari sebuah hadiah untuk Nada.
Shintya mengambil kesempatan ini untuk
mendapatkan hati Adam kembali. “Adam,
gimana kalau yang ini” Shintya
menunjukkan boneka teddybear kepada
Adam “Hmmm nissa gak suka boneka
shin” elak Adam “Gak suka ya? Gimana
kalau yang ini?” Kali ini Shintya
menunjukkan sebuah kotak musik tapi
tetap Adam menolaknya kerena bagi Adam
itu mainan kuno.
“Shin, apa ini bagus?” “Bola kristal ya?
Menurutku kurang bagus” “Tapi ku rasa
ini bagus, 2 sepasang kekasih yang
sedang duduk di sebuah taman dengan
pohon berbunga sakura yang sedang
berguguran. Nissa itu sangat suka dengan
negeri sakura, jadi ini pas untuknya”
Jawab Adam sumringah
“Jepang maksudnya?” “Yup! Betul sekali,
Nissa itu wanita yang mandiri dan dia
bukan wanita yang manja. Dia pintar dan
baik hati” Adam menceritakan sosok Nissa
kepada Shintya
“Apa kamu menyukai Nada?” pertanyaan
itu membuat adam kaget, ia tak
menyangka Shintya akan menanyakan
pertanyaan itu kepadanya.

************************************

Sore itu Adam dan Shintya
pergi ke taman favourite Nada, disana
mereka memasang sebuah hiasan dan
sebuah tulisan yang bertulis “HAPPY
BIRTHDAY SYANADA NISSA” di hiasi
dengan ballon warna warni membuat
taman itu menjadi lebih indah, sore itu pun
banyak bunga yang bermekaran sepertinya
taman itu pun ingin memberikan kejutan
yang indah untuk Nada. “sebaiknya kamu
telfon Nada sekarang” perintah Shintya
“baiklah, terimakasih ya shin kamu sudah
mau membantu aku” “iya sama-sama, aku
pergi ya dam” “loh kok kamu pergi, ayo
kita rayakan bersama-sama” ajak adam
“Engga deh, biar ini menjadi kenangan
yang indah buat kalian dan aku gak mau
mengganggu itu” elak Shintya menahan
tangisnya “Hmm yaudah deh, kamu hati-
hati di jalan ya dan sekali lagi terimakasih”
“Iya santai aja dam” lalu shintya pergi
meninggalkan Adam, dalam perjalanan
Shintya akhirnya mengeluarkan air
matanya yang sedari tadi ia tahan karena
ia tak mau dibelas kasihani oleh Adam.
Sementara itu Adam sibuk
dengan persiapan pesta ulang tahun Nada
dan ia mengirimi nada pesan,
To : Nissa
From : Adam
“Assalamualaikum, Nissa sekarang juga
kamu harus datang ke taman! Taman
favourite mu, ku tunggu dan jangan telat
ya”
IN HOUSE NADA FAMILY
“Nada handphonemu berdering tuh” ucap
kakaknya Nada “Iya kak” lalu nada
mengambil handphonenya yang mendapat
satu pesan dari adam “baru saja aku
pulang dari sana, apa aku harus datang
lagi kesana?” gumam nada “yasudah
datang saja sana, siapa tahu itu penting”
perinta kakaknya nada seakan dia tahu isi
pesan itu. “ah kakak ini sok tahu”
“bukannya sok tahu, sudah sana pergi”
“iya kakakku yang tampan tapi bawel”
sahut nada diselingi canda, Nada pun
bergegas pergi.
Sesampainya disana Nada kaget melihat
taman favouritenya itu berubah seperti di
sulap, karena tadi saat dia disana tak ada
bunga yang bermekaran dan Nada lebih
tercengang melihat sebuah tulisan. tiba-
tiba saja terdengar seseorang bernyanyi
dan di iringi suara gitar “Happy Birthday
to Nissa, Happy Birthday Happy Birthday
Happy Birthday Nissa” itulah yang Adam
nyanyikan untuk Nada, Nada pun terharu
melihat ini semua dan ia meneteskan air
mata kebahagiaannya. “Ehh kenapa
nangis?” tanya adam kebingungan
“terimakasih ya dam” ucap nada sambil
terisak “Iya sama-sam niss” lalu Adam
mengusap air mata di wajah nada “Ini
hadiah special untukmu” sambungnya
serta memberikah hadiah kepada nada.
Sore itu menjadi sebuah
kenangan yang sangat indah bagi Nada, ia
sangat senang karena Adam ingat dengan
hari ulang tahunnya padahal dia sendiri
tak ingat. Dan itu menjadi beban bagi
nada untuk meninggalkan Adam, namun
bagaimana pun juga ia harus mengikuti
orang tuanya. Dengan berat hati Nada
pergi ke Australia meninggalkan cintanya
yang sampai saat ini belum ia sampaikan
kepada pujaan hatinya itu.
***************************
Pada malam terakhir Nada berada di
Indonesia ia menulis diDiarynya :
Mempertahankan persahabatan
itu lebih baik
Walau hati terasa sakit namun
aku harus tegar
Tegar dan kuat seperti karang
yang diterpa ombak
Bagiku mencintaimu adalah
suatu hal yang terindah di hidupku
Kau menjadi duniaku,
Dunia yang begitu tentram dan
indah
Mungkin jika tanpamu aku tak
akan menempati dunia yang teindah ini
Aku sangat berterimakasih
karena kau telah masuk keduniaku
Cinta dan kasihku selalu
tercurahkan untukmu, Muhammad Adam.
*****************************
25 Juli 2007
Pagi ini langit tak cerah seperti
biasanya karena matahari mengumpat
dibalik awan, Adam yang hendak
berangkat ke sekolah merasa aneh juga
dengan cuaca pagi ini. “apa akan turun
hujan? Ini kan musim kemarau! Ah aku
harus bergegas pergi sebelum hujan”
gumam Adam.
Tak lama kemudian ia sudah sampai di
depan rumah Nada tapi keanehan terjadi
lagi karena rumah Nada terlihat sepi tak
ada orang, karena gerbang rumah Nada
terkunci Adam hanya memanggil nama
Nada dengan keras namun tak ada
jawaban satu pun dari dalam rumah.
“Apa Nissa sudah pergi ya?” Adam
bertanya sendiri pada dirinya.
Ia pun mencoba menelpon Nada namun
tak aktif, akhirnya Adam pun berangkat
kesekolah sendiri.
Sesampainya disekolah Adam
langsung menuju kelas untuk menari Nada
namun sosok yang ia cari itu tak ada.
‘Nissa kamu kemana si’ gumam Adam
khawatir. Lalu ia bertanya kepada teman
terdekat Nada, Lifah.
“Lifah” panggilnya kepada Lifah yang baru
saja masuk kedalam kelas. “Iya dam
kenapa?”
“apa kamu tahu dimana Nissa? Maksudku
Nada”
“Pagi ini Nada sedang menuju bandara,
apa kamu tidak tahu?”
“Bandara?” “iya bandara, Pagi ini Nada
akan pindah ke Australia” “APA???????”
teriak Adam tak percaya.
“Oia, dia menitipkan ini untukmu dam”
Lifah memberikan sebuah kotak kepada
Adam. “Apa ini?” tanya Adam dengan
suara lesu “Aku tak tahu itu isinya apa,
sebaiknya kamu buka sendiri saja”
“terimakasih ya fah” “Iya sama-sama”
Lifah hendak berjalan menuju tempat
duduknya. “Fah, apa kamu tahu jam
keberangkatan Nada?” “Pesawatnya lepas
landas pukul 06.30 pagi ini, hmm kamu
sudah telat dam” jawab Lifah membuat
Adam semakin terpukul mendengarnya.
Dengan hati perasaan sedih
Adam membuka kotak itu diatap sekolah,
isi kotak itu adalah sebuah Diary milik
Nada. Sampul Diary itu foto Nada
bersama Adam, perlahan Adam membuka
dan mebaca isi Diary tersebut. “Jadi
selama ini kamu sudah menyembunyikan
perasaanmu padaku niss? Maaf karena
aku terlalu bodoh tak menyadari itu tapi
aku pun menyukaimu niss, kenapa kamu
harus pergi niss? KENAPA?” teriak Adam
dan ia meneteskan air mata. Adam
menulis di diary nada yang belum terisi.
Hari ini tepat setelah kita merayakan hari
ulang tahunmu kemarin
Kau meninggalkanku tanpa
seizin dariku
Aku sangat kecewa, marah dan
sedih
Aku berteriak sekuat tenagaku
agar kau bisa mendengar
Namun hening tak ada jawaban
Kau benar-benar pergi, pergi
jauh meninggalkanku
Maaf karena aku yang bodoh
ini
Aku sangat bodoh tak
menyadari perasaanmu padaku
Begitu besar cintamu untukku
Mengapa ku terlambat
menyatakan perasaanku juga?
Ku dapati dirimu telah pergi,
aku menyesal.
Aku pun sangat mencintaimu
Nissa,
Aku akan menunnggumu
kembali ke sisiku Nissa.
Ketika itu terjadi aku tak akan
menyianyiakan itu lagi.
Aku menintaimu Syanada
Nissa.

*******************************☆

6 Tahun Kemudian.
16 April 2013

Disebuah taman
yang pemandangannya sangat indah yang
dapat memanjakan mata ketika
melihatnya, hingga taman itu tak pernah
sepi pengunjungnya. Seorang wanita yang
betubuh tinggi dan berambut panjang
serta membawa sebuah kamera digital
yang sedari tadi mempotret lingkungan
ditaman itu.
“Sangat indah, tak ada yang berubah”
gumam wanita itu yang ternyata ia adalah
Nada. Terdengar suara seseorang
memainkan biola Nada pun melihat ke
arah sumber suara itu namun seseorang
yang memaikan biola tak terlihat sosoknya
karena terhalangi oleh banyaknya
penonton yang melihat pertunjukkan itu.
Nada pun berjalan menghampiri
pertunjukkan itu, matanya pun terbelalak
ketika ingin mempotret pemain biola.
“Adam” ucapnya tak percaya apa yang ia
lihat, karena suara biola itu sangat
kencang hingga pemain biola yang ia
sebut Adam itu tak mendengarnya. Nada
menahan air matanya dengan sebuah
senyuman dibibirnya dan ia pun tak
menyianyiakan kesempatan ini untuk
mempotret Adam.
Setelah pertunjukkan selesai,
Adam merapihkan peralatannya dan
memasukan ke dalam ranselnya yang
berwarna hitam itu. Adam duduk dikursi
sambil memandang indahnya
pemandangan di taman itu, ‘Nissa kapan
kamu kembali?’ gumam Adam namun
terdengar oleh seseorang yang sedang
berjalan dibelakang kursi yang adam
duduki.
“Apa kamu memanggilku?” tanya wanita
itu dari belakang Adam.
“Maaf” jawab Adam tanpa memalingkan
wajahnya ke belakang lalu beranjak pergi.
“Adam” panggil wanita itu. Adam
menghentikan langkahnya dan terdiam
“Apa kamu sudah lupa denganku?” tanya
wanita itu lagi.
“Nissa?” Ia pun membalikkan tubuhnya
dan matanya terbelalak melihat sosok
seseorang yang sangat ia rindukan.
“Nissa?” panggilnya lagi masih tak
percaya
“iya ini aku Syanada Nissa” jawab Nada
disertai senyuman manisnya,
Adam pun melompati kursi didepannya dan
memeluk Nada. Pagi itu menjadi pagi yang
hangat untuk mereka saling melepaskan
rasa rindu dihati yang sudah lama
menyiksa batin mereka.
Adam memberi rentetan
pertanyaan kepada Nada karena Nada
pergi tanpa pamit kepadanya, “bagaikan
hilang ditelan bumi” gurau Adam, Nada
hanya tersenyum mendengar semua
pertanyaan Adam. Dalam pertemuan itu
pun mereka masih belum bisa jujur dengan
perasaan mereka sendiri, sebuah
perpisahan tak membuat Adam untuk
mengungkapkan perasaanya juga. Tiba-
tiba ponsel Nada berdering nyaring,
panggilan masuk. “Assalamualaikum” sapa
nada.
“Iya kakak, aku bisa jaga diri selama di
Indonesia”
“Bye, Miss you too” Nada mengakhiri
sambungan telponnya.
'Miss you? Kakak? Apa Nissa sudah
memiliki kekasih?’ batin Adam.
“Dam?” panggil Nada membuyarkan fikiran
Adam.
“Niss kamu sudah punya pacar?” tanya
Adam penasaran.
Nada hanya tertawa mendengar
pertanyaan Adam dan Adam pun
mengulang pertanyaannya lagi.
“Tadi itu kakak ku yang telepon, dia
khawatir karena aku datang ke Indonesia
sendiri” jawab Nada diselingi tawa, Adam
pun dapat bernafas lega mendengarnya.
“Oia, aku akan kembali ke Australia besok”
jelas Nada membuat nafas Adam yang
tadinya lega menjadi terecekik.
Nada merasa aneh karena melihat Adam
yang mencekik lehernya sendiri dengan
kedua tangannya.
“Adam kamu kenapa?” tanya Nada
khawatir.
***************************
Malamnya Adam tak dapat tidur karena
memikirkan Nada yang akan kembali ke Ausi
besok.
Flasback!
“Kamu akan pulang besok niss?” tanya
Adam tak percaya setelah ia melepaskan
cekikannya itu.
“Iya dam, aku sudah seminggu disini”
“kenapa kamu tidak menghubungi aku
niss?” “Satu hari setelah aku tiba di
Indonesia aku mengunjungi rumahmu tapi
orangtua mu bilang kamu pindah ngekost”
“Iya maaf”
Flashback End!
“Kenapa aku pada waktu itu aku tidak
kembali ke rumah?” gerutu adam.
“Sepertinya aku harus menelepon Nissa” ia
pun mengambil ponselnya.
“tapi apa yang ingin aku ucapkan
padanya? Ah kenapa aku jadi bodoh
seperti ini!! Tapi besok Nissa akan kembali
ke Australia, aku tak mau kehilangan dia
untuk kedua kalinya. Baiklah” dengan
bergegas Adam mengambil sebuah kotak
yang ia simpan diatas meja dan ia pun
pergi.
IN HOUSE NADA FAMILY
Setelah perjalanan selama
sepuluh menit Adam pun sampai ke
tempat tujuan, dimana lagi kalau bukan
kediaman rumah Nada. Adam hanya
berdiam diri tepat di depan rumah Nada,
adam tak berani masuk ke rumah Nada
karena ia tak tahu apa yang harus ia
ucapkan ketika bertemu Nada.
“Halo Niss, sudah lama ya kita gak
bertemu” Adam mengucapkan itu serta
mengangkat kedua tangannya seperti
posisi sedang berdoa.
“Aiih gak ketemu? Tadi siang kita baru
saja bertemu” cerocos adam pada dirinya
sendiri.
Adam sedang melatih apa yang akan ia
ucapkan kepada Nada ketika mereka
bertemu.
“Halo Niss, aku masih kangen loh sama
kamu” cobanya lagi
“Iih gak banget sih, aduuh kenapa aku
semakin bodoh gini?”
Tiga puluh menit telah berlalu,
Adam masih belum siap untuk bertemu
Nada dan tiba-tiba pintu rumah Nada
terbuka. Nada yang awalnya tidak melihat
kehadiran Adam pada akhirnya ia melihat
Adam yang bergegas menaiki sepeda
motornya.
“Adam?” panggil Nada.
“Aduh kenapa dia harus melihat
kehadiranku sih! Aku harus gimana nih?
Ya Tuhan bantu aku” Adam membatin
serta memejamkan matanya.
“Adam” teriak Nada.
“Halo niss” Adam berbasa-basi.
“Kamu ngapain disitu? Ayo sini masuk?”
ajak Nada serta membukakan pintu
gerbang rumahnya.
Adam pun masuk dengan ragu-ragu.
“Hmmm duduk di luar saja yah? Didalam
rumah hanya ada aku sendiri. Gak apa-
apa kan?”
“Iya gak apa-apa koq niss, lagian aku
kesini kebetulan aja lewat” Dusta Adam.
“Oh gitu ya? Oia, sebentar dulu ya aku
ambilkan minum” Nada bergegas masuk
ke dalam rumah.
“Hanya lewat? Sudah setengah jam aku
berdiri disana. Jadi apa yang aku
inginkan?” gerutu adam dengan volume
suara yang pelan.
Tidak berapa lama kemudian
Nada keluar dengan membawa dua
cangkir minuman. “Silakan diminum” ucap
Nada sopan. “Iya terimakasih” Setelah itu
suasana menjadi sunyi karena mereka
hanya berdiam saja, mereka terbawa oleh
lamunan mereka sendiri. “Niss” “Adam”
panggil mereka bersamaan. “Kamu dulu
deh” lagi-lagi mereka mengucapkannya
secara bersamaan. “Udah kamu duluan aja
dam” “yasudah, aku mau memberikan ini”
adam menyodorkan sebuah kotak yang
dulu pernah Nada berikan kepadanya.
“Ini...” Nada tak mengerti mengapa
mengembalikan diarynya.
“Nanti saja dibukanya” perintah adam
sopan.
“Baiklah”
“Jadi sekarang giliran kamu niss”
“Gilir?” tanya Nada tak mengerti dan
Adam hanya memandangi Nada saja tanpa
menjawab.
“Oh iya aku baru ingat, besok aku akan
kembali ke Australia dan pesawatku lepas
landas pukul 08.00 apa kamu akan
mengantarku?” dengan berberat hati Nada
memberi kabar kepergiannya ke Australia.
Adam hanya terdiam, raut wajahnya
berbuah menjadi dingin.
“Adam kamu mau mengantarku?
Tanyanya lagi.
“Maaf niss sepertinya aku tak bisa, aku
harus pulang sekarang” Adam pun dengan
cepat berjalan ke arah parkir sepeda
motornya dan buuuuuusssssshhhhh Adam
melaju dengan cepat. Nada menangis
melihat kepergian Adam yang begitu saja
dan ia pun langsung membuka isi kotak
yang adam berikan dan membaca
diarynya.
Syanada Nissa
Gadis pendiam dan cerdas yang aku kenal
di sekolah
Setiap hari aku selalu memperhatikannya
Dia cantik dan baik hati
Apa kamu ingat niss saat pertama kali
kita saling bertemu di taman sekolah?
aku membantumu ketika buku-bukumu
terjatuh dan berserakan di tanah
Pada saat itu aku melihat senyummu yang
manis dan saat itu pula aku mulai
menyukaimu.
setelah aku membaca semua isi diarymu
ini baru aku tahu kita sama-sama saling
jatuh cinta pada saat waktu yang
bersamaan.
Namun aku terlalu bodoh karena tak
menyadari bahwa kamu pun menyukaiku
Maafkan aku Nissa,
tetapi aku sungguh mencintaimu.
“Belum telat Mr. Kepo” gerutu Nada dalam
tangisnya.
**********************************
Keesokan paginya Nada sudah menunggu
Adam di Bandara namu tak ada sedikitpun
pertanda kehadiran Adam. Nada semakin
gelisah, ia duduk di barisan kursi yang
disediakan oleh pihak pengurus bandara
dan Nada menatap erat diarynya itu. Tak
berapa lama seseorang duduk disamping
kursinya dia adalah Shintya namun Nada
menyadarinya.
“Nada?” panggil Shintya dan Nada pun
melirikan matanya ke arah suara itu
berasal.
“Shintya?” Nada sedikit shock namun ia
dapat bersiakap tenang.
“Apa kamu akan kembali lagi ke
Australia?”
“Iya sepertinya, oia bagaimana
hubunganmu dengannya?”
“dengannya? Siapa? Oh Adam”
“Iya dia”
“Boleh aku bercerita?”
“kali ini apa yang ingin kamu ceritakan?”
“Hahaha kali ini ceritaku tak akan
menghancurkan hatimu lagi”
Lagi-lagi Nada tercengang mendengar
ucapan Shintya.
“Ingat saat aku pergi dengan Adam pada
hari ulangtahun mu?”
“iya aku ingat, loh kamu tahu aku melihat
kalian pergi bersama?” terang Nada
namun ia sadar kalau ia sedang berkata
jujur
“saat itu Adam memintaku menemaninya
pergi ke Mall untuk mencari sebuah hadiah
ulang tahunmu .....................................”
FLASHBACK
“Yup! Betul sekali, Nissa itu wanita yang
mandiri dan dia bukan wanita yang manja.
Dia pintar dan baik hati” Adam
menceritakan sosok Nissa kepada Shintya
“Apa kamu menyukai Nada?” pertanyaan
itu membuat adam kaget, ia tak
menyangka Shintya akan menanyakan
pertanyaan itu kepadanya
“Ya aku menyukainya, bahkan aku sangat
menyukainya” terang Adam
“Tapi dam, aku rela pindah ke sekolah itu
hanya untuk kamu dam, aku sayang kamu.
Bukankah dulu kamu sangat menyukaiku?”
“Iya aku menyukaimu tapi itu dulu, kamu
menolak cintaku hingga aku patah hati
dan semenjak aku bertemu Nissa aku
mulai membuka pintu hatiku kembali dan
melupakan semua tentangmu. Aku jatuh
cinta kepada Nissa dan aku tak ingin
kehilangannya, maafkan aku shintya
karena aku tak ingin jatuh pada lubang
yang sama bersamamu”
“Baiklah aku mengerti dam, jika itu
memang pilahan terbaik untukmu aku rela
melepasmu”
“Terimakasih shintya, kamu memang
temanku yang baik”
FLASHBACK END
“jadi begitulah ceritanya” Shintya
menengokan kepalanya ke arah Nada dan
ternyata Nada sudah berlari ke luar
bandara. Shintya pun tersenyum senang
melihat kepergian Nada dan ia berkata
“Semoga kalian bahagia” Shintya pun
pergi.
“Maafkan aku dam, aku tak
pernah yakin dengan perasaanku ini” ucap
Nada, ia menaiki taksi menuju kediaman
rumah Adam dan sesampainya disana
Adam tak ada lalu ia bergegas kembali
menuju taman sekolah dan Adam pun tak
ada disana. Nada putus asa karena ia tak
tahu harus pergi kemana lagi untuk
mencari Adam.
“Kamu dimana?????????” teriak Nada dan
tangisnya pun pecah. Kemudia ia
membuka lagi diarynya dan membaca
dihalaman terakhir.
Ketika suatu saat kamu kehilanganku
Temuilah aku di restourant milik
orangtuaku
Karena aku rindu saat kita pertama kali
datang ke restourant ini.
Saranghaeyo Syanada Nissa.
“Restourant? Tunggu aku dam”
*******************************************
Di Restourant milik keluarga Adam, terlihat
Adam sedang duduk di meja tamu
tepatnya di ujung bagian restourant. Adam
terlihat seperti sedang menunggu
kedatangan seseorang, wajah Adam
terlihat pucat dan tubuhnya lemas namun
ia menutupi itu semua karena ia yakin
Nada akan datang. Memang benar tak
berapa lama kemudian Nada datang
mengahampiri Meja kasir.
“Dimana Adam?” tanya Nada tak sabar
penjaga kasir itu hanya menunjuk ke arah
dimana Adam duduk, Nada menengokan
kepalanya ke arah kasir itu menunjuk dan
dia hanya menatap pria yang sedang
duduk disana. Lalu Nada berjalan gontai
ke arah Adam namun Adam bersikap
seolah ia tak melihat kehadiran Nada.
“Adam” panggil Nada dengan volume
suara pelan namun tersendu-sendu. Adam
akhirnya melirikan matanya tepat ke wajah
Nada setelah itu Adam pingsan. “Adam
Adam kamu kenapa dam?” Nada dengan
cemas menggoyang-goyangkan bahu
Adam.
“Tolong toloooong” teriak Nada meminta
tolong kepada para pelayan di Restourant
itu.
Di Restourant itu ternyata
terdapat sebuah kamar tidur yang cukup
mewah dan kamar itu milik Adam, lebih
tepatnya setelah Adam pindah dari
kediaman rumah orangtuanya ia pindah ke
restourant. Nada melihat-lihat sekeliling
kamar itu, ia sedikit kaget karena banyak
foto-foto dirinnya dengan Adam yang
ditempel rapih di dinding kamar pribadi
itu. Dokter telah selesai memeriksa
kesehatan Adam dan Nada pun bertanya
bagaimana kesehatan Adam. Dokter
menjelaskan bahwa Adam hanya kurang
beristirahat. Akhirnya Nada dapat
bernapas lega karena semenjak Adam
pingsan ia selalu khawatir dengan keadaan
Adam.
Malam ini Nada tak kembali ke rumah dan
ia pun memutuskan tidak jadi kembali ke
Australia, Nada semalaman merawat
Adam hingga ia tertidur di sofa kamar
pribadi Adam. Ke esokan paginya Nada
terbangun dari tidurnya ia kaget melihat
Adam tak lagi ada di tempat tidur. “Adam”
panggil Nada cemas.
Nada pun berkeliling di Restourant untuk
mencari Adam namun kekhawatirannya
semakin bertambah karena tak ia dapati
sosok yang ia cari itu. Dari kejauhan Nada
berdiri ia melihat seseorang sedang
berjalan menuju restourant.
“Apa itu Adam?” Nada bertanya pada
dirinya sendiri.
Nada berlari untuk menghampiri seseorang
itu dan benar dugaannya seseorang itu
adalah Adam.
“Mengapa kamu tidak kembali ke
Australia?” tanya Adam ketika jarak
mereka sudah hampir dekat.
“Bukankah ini yang kamu inginkan” jawab
Nada menahan tangisnya
“Tapi ini bukan mau mu, kembalilah ke
tempat tinggalmu” ucap Adam tanpa
perasaan lalu dia berjalan melewati Nada.
“Ku kira selama ini kamu masih
berhubungan dengan Shintya dan ku kira
kamu tak menyukaiku hingga aku
memutuskan ikut ke Australia bersama
orangtua ku” jelas Nada masih menahan
tangisnya dan Adam menghentikan
langkahnya.
“Mengapa kamu selalu mengira-ngira apa
yang belum pasti terjadi? Kamu tanpa
pamit padaku dan pergi begitu saja
meninggalkanku. Apa kamu tahu selama
ini aku tersiksa hah?” Nada hanya terdiam
namun ia tak dapat menahan tangisnya
lagi.
“6 tahun kamu pergi dan sekarang kamu
kembali, untuk apa?” dan Adam
meneruskan
“Apa kehidupan ini bisa dipermainkan
olehmu? Kamu bisa seeanaknya datang
dan pergi ke kehidupan seseorang?” Lalu
Adam meneruskan langkah kakinya.
“Karena aku sangat mencintaimu dam”
teriak Nada dalam tangisnya.
“Apa selama ini hanya kamu yang merasa
tersiksa? Aku pun iya sama tersiksanya
denganmu, lebi-lebih pada saat SMA dulu
kamu tak perduli denganku, semenjak
kedatangan Shintya kamu lebih banyak
waktu bersama dengannya. Itu sangat
membuat hatiku sakit” Tangis Nada
semakin pecah.
Adam membalikan tubuhnya dan berlari
menuju Nada yang sedang menangis.
“Maafkan aku Niss” ucap Adam menyesal
lalu ia memeluk Nada dan mengusap air
mata yang mengalir deras di wajah Nada.
“Sudah beribu kalinya aku menangis
karenamu dam”
“Maafkan aku niss, aku pun sama
denganmu”
“apa?” tanya nada tak mengerti
“Aku sangat mencintaimu dan aku tak
ingin kehilanganmu untuk kedua kalinya”
terang Adam dan Nada membalas pelukan
Adam.
Sementara itu dari kejauhan seseorang
berlari cepat ke arah meraka.
“Hey! Hey! Awaaaasss” teriak seorang
anak muda itu
Ternyata anak muda itu berlari karena dia
sedang dikejar-kejar oleh seekor anjing.
“Hahahaha” Adam dan Nada hanya
tertawa melihatnya, mereka menghiraukan
bahaya yang akan datang kepada mereka.
“Kaki seribu” ucap Adam tetapi Nada tak
mengerti apa yang adam ucapkan
“Lariiiiiii” teriak Adam sambil memegang
erat tangan Nada.
Merekan pun berlari dengan
cepat, tetapi mereka bukan ketakutan
karena di kejar seekor anjing malah
mereka tertawa bahagia.
******************************
22 Juni 2013
“Apa penghulunya sudah datang?” tanya
seseorang.
“Iya sudah datang dan semuanya sudah
siap?”
Setelah 2 bulan berlalu Adam
dan Nada pun akan melanjutkan hubungan
mereka ke jenjang pernikahan. Semua
persiapan pernikahan mereka sederhana
namun terlihat romantis karena mereka
mengadakan pernikahan di Restourant
milik Adam. Bunga-bunga yang menjadi
penghias di acara resepsi pernikahan
mereka membuat tamu undangan terpana
melihatnya. Nada mengenakan gaun
berwana Putih dihiasi corak-corak yang
indah membuat Nada terlihat semakin
cantik. Dan Adam pun terlihat sangat
tampan dan menawan dengan
mengenakan Jas dan Celana berwarna
Putih bak Yoon Ji Hoo peran Kim Hyun
Joong di drama Boys Before Flowers
*Author gila Korea :D*. Meraka menjadi
sepasang kekasih yang dapat mebuat
pasangan lain cemburu melihat keserasian
mereka.
7 Tahun Kemudian
“Ayah Ayah” panggil seorang anak
perempuan berusia 5 tahun kepada
Ayahnya
“Iya ada apa sayang?” tanya Ayahnya
“Disana ada nama Ayah dan Bunda” jawab
anak itu polos serta menunjuk ke arah
bangku yang terletak di taman itu.
Ayahnya pun membaca tulisan yang
sedikit memudar di bangku taman itu.
“MUHAMMAD ADAM DAN SYANADA
NISSA. AKU MENCINTAIMU” baca Ayahnya
dengan volume suara yang pelan. Dan
ternyata Ayah dari seorang anak
perempuan itu adalah Adam.
“Ayah tahu memang Bundamu sangat
mencintai Ayah” ucap Adam serta
mengangkat tubuh anaknya untuk dipeluk
olehnya.
“Bunda bunda itu sangat indah ya?” tanya
anak perempuan itu kepada ibunya.
“Iya sayang” jawab ibu anak itu dengan
ramah.
Dan dia adalah Nada, Nada pun sedang
memegang seorang anak lelaki yang
usianya sama berusia 5 tahun.
Kini usia pernikahan mereka sudah
mencapai 7 tahun, Adam dan Nada
memiliki Anak Kembar lelaki dan
perempuan.
“Apa kamu yang menulis dibangku itu?”
tanya Adam kepada Nada
“Iya, apa bunda yang menulisnya?”
sambung anak perempuan itu serta
menunjuk ke arah letak bangku tersebut.
Nada hanya diam karena ia malu untuk
berkata jujur.
“Lihat lihat wajah Bunda kalian memerah,
apa dia malu?” tanya Adam berpura-pura
polos
“Apa sih kamu ini, bukan aku yang
menulisnya” dusta Nada lalu berjalan
pergi.
“Adayang malu tuh” goda Adam.
“Wah Bunda malu ya” ucap kedua anak
mereka bersamaan.

............ END ................

Gimana ceritanya?
fanfic ini aku buat secara singkat jadi
hanya 3 part saja ..
dari inti ceritanya sih sama aja kaya di ftv
ftv gitu,
tapi dijamin ini real hasil karanganku ..
yang sudah sempat baca fanficku ini
hmmm Thank you so much ^_^

ILUSI

Dahulu . . .
Aku yang tak mengerti cinta
Dahulu . . .
Aku yang benci tuk mengatakan cinta
Kini datang sebuah perasaan yang tak dapat ku mengerti
Gelisah, bimbang hatiku
                   Tak dapat kupungkiri hati ini jatuh cinta
                   Lemah Lembut Hatimu menyejukan hatiku
                   Perhatianmu membuatku merasakan arti kasihsayang
                   Dan aku akui jatuh cinta itu indah . . .

Beribu perasaan aku hindari
Karena kurasa cintamu bukanlah untukku
Walau hati ini selalu bergetar ketika melihat dirimu
Namun tuk memiliki cintamu hanyalah sebuah  ilusi

                   Benih-benih cinta yang tumbuh dilubuk hatiku
                   Kan kubur sedalam-dalamnya
                   Rasa ini Cinta ini begitu menyakitkan
                   Dan ku anggap semua ini hanyalah ILUSI . . .

            Disetiap Nafasku, aku selalu memikirkan dirimu
            Disetiap detik waktu yang berlalu, Hanya namamu yang selalu ku ingat
            Disetiap detak jantungku, Menggemalah suara indah mu
            Disetiap darah yang mengalir ditubuhku, Tertanam benih cinta dirimu
               Dan hati ini berkata Aku Jatuh Cinta Kepadamu
               Namun tuk memiliki dirimu hanyalah sebuah ILUSI

bersama sahabat^^