SALAH satu harapan aku padanya yang sudah lama tak ada kabar adalah ingin
bertemu. Walau di dalam pikiran pusing setengah mati memikirkan bagaimana
caranya untuk bertemu? Jika bertemu apa yang akan aku ucapkan? Bagaimana jika
dia sudah memiliki kekasih? Ya setidaknya itulah yang aku pikirkan. Terlalu
banyak harapan yang tersimpan di hatiku sehingga ketika pertemuan itu terjadi
ada rasa sakit yang menekan hatiku. Aku memang hanya bisa berencana tapi Tuhan
lah yang berkehendak dan kau yang meghancurkan. Seperti kau tak pernah
menganggap keberadaanku ini, pedih tapi memang itu yang bisa kulakukan. apa aku
harus mengemis meminta perhatian darimu? Sepertinya aku akan menjadi wanita
terbodoh disini. Baiklah, kini aku hanya memiliki satu harapan padamu yaitu
bersikap baiklah padaku seolah dulu tak pernah terjadi apa-apa.
Seiring berjalannya waktu, sekian lamanya kita tak bertemu dan sebanyak
pesan dariku yang tak pernah kau gubris membuat besi yang dipanaskan mulai
meleleh anggap saja besi itu hatimu. Gading yang kau bilang retak itu sedikit
demi sedikit kututupi dengan alasan persahabatan, ya aku ingin bersahabat
denganmu walau itu tak mungkin tapi setidaknya kata “teman” kini menjadi tempat
sandiwara untuk kita bercakap. Aku tak tahu harus menyalahkan siapa keadaan
kita saat ini, yang kutahu kau itu lelaki pengecut yang tak bisa jujur dengan
hatimu sendiri. Ya baiklah tulisanku ini memang tak akan kau gubris seperti
tulisanku yang lainnya. Setiap ada kesempatan untuk kita bertemu aku hanya diam
dan kaupun diam, bodoh bukan? Bahkan setiap pertemuan kita pun aku hampir tak
pernah mendengar kau menyebut namaku, pertanyaan singkat yang kau tanyakan
padaku pun tak kau tulis namaku. Apa aku harus bersedih menangis mengeluarkan
air mata kebodohan lagi? Tidak, aku sudah merasa sekuat karang kali ini.
“Bagi dong lagunya”
“boleh nih”
“ada teman pesan minta lagu baru, hehehe”
“boleh nih”
“ada teman pesan minta lagu baru, hehehe”
“Gak ikhlas, gak ihklas!!” di dalam hati
Pada saat itu hanya
bisa mengela nafas penyesalan karena tak tahu harus berkata apa dan tak mungkin
aku menolak berkata “ah gak boleh” sejujurnya memang ingin berkata seperti itu
tapi apa boleh buat lidahku kelu untuk berkata seperti itu. Hanya bisa berharap
file itu terhapus di handphone mu, semoga.
Hari ini hujan tak kunjung reda
membuatku semakin teringat pada mie rebus dengan kuah pedas haha aku tak ingin
mengingatmu berlebihan, cukup saat menulis saja aku mengingatmu. Kini yang
kulihat dirimu mulai merangkul kebahagiaan yang kau inginkan, perjuanganmu
mulai membuahkan hasil dan aku hanya bisa tersenyum dengan tulus. Sudah
kuucapkan takkan ada tangisan lagi kali ini dan aku masih berdoa untuk
kebahagiaanmu. Banyak orang lain berkata tak ada yang tulus berkata “aku
mendoakan kamu bahagia” jujur aku sangat tulus karena kamu pernah menghiasi
hariku. Sahabatku selalu berkata aku bodoh karena masih mengaharapkanmu dan aku
berkata dia tak tahu kebaikan apa yang ada di dalam dirimu yang membuatku tak
pernah melupakanmu. Dengan tanpa putus asa kini aku mendapatkan perasaan itu,
perasaan dimana aku menganggapmu hanya sebagai seorang teman. Apa kau senang
dengan itu? Kuharap Aku bersungguh akan jatuh cinta lagi kepada orang lain.