Sabtu, 11 Maret 2017

Pertemuan dan Perpisahan

Uwaahhh udah lama banget gak nulis lagi yah, kemarin-kemarin lupa dengan dunia yang satu ini dan sekarang berniat menceritakan sesuatu lagi. Ah iis patah hati lagi! Lagi? Yeaahh lagiiii~~
Kali ini mau menceritakan tentang seseorang yang belum lama ini baru dikenal tapi yaa apa daya cinta yang kandas sebelum bersatu. 😢

• • • • •

Pertemuan....
Awalnya pertemuan aku dengan dia tak ada yang spesial, hanya pertemuan biasa untuk merajut sebuah pertemanan. Seperti pada umumnya kita hanya melakukan chatting garing dengan topik tertentu dan entah berapa lama topik yang dibicaran menjadi mengasikkan, ya tentu dengan ditambahnya banyak pertemuan itu membuat kita semakin banyak alasan untuk kita chatting dengan topik yang hangat. Bahkan yang pada awalnya kita malu-malu naik motor bonceng berdua dan akhirnya kita malah sering berdua tanpa ditemani teman yang lain. Aku yang terkenal oleh mereka sebagai seseorang yang tak berpengertian entah kenapa aku selalu bisa ngertiin dia, bisa memahami apa yang dia pikirkan dan bisa menebak apa tidak bisa dia ungkapkan. Dia pun sempat berkata bahwa dia mempercayai aku sebagai orang terdekatnya, dan rasanya aku senang menjadi yaa mungkin sedikit spesial untuknya.

Cokelat hangat menjadi saksi kisah kita di setiap malamnya.
Malam itu hujan turun membasahi tanah membuat genangan dimana-dimana, oh jadi ini yang disebut genangan menjadi kenangan. Hahaha ternyata aku sedikit katro baru tahu soal ini.
Ada alasan tepat mengapa hujan saat itu menjadi kenangan yang manis untuk aku ingat, yaitu ada cokelat hangat yang menjadi candu untuk kita dengan kata lain menjadi alasan untuk kita ngobrol sambil meneguk segelas cokelat hangat. Bertemu dan berdua! Walau hanya duduk hang terkadang hanya suara jangkrik yang terdengar.
Sayangnya genangan dapat hilang seiring mentari pagi menyinari jalan raya, begitu pula keakraban kita yang saat ini bagiku seperti genangan yang terlindas kendaraan dan lama-lama habis mengering dan hilang.

Meski pertemuan kita singkat namun banyak hal yang sudah kita lakukan dan genangan cikarang-bekasi yang sudah kita lindasi.
Sebenarnya banyak yang ingin kuceritakan tentang kisah dan tempat yang kita kunjungi agar aku tak akan melupakannya, tapi sayangnya kisah kita masih terlalu dini untuk aku ingat selamanya yaa aku ingin segara move on dari kisah kita yang tak memiliki akhir indah itu. Seperti kamu yang kini sudah asik meneguk cokelat hangat dengan wanita lain, sama halnya denganmu aku harus menemukan seseorang yang mau meneguk cokelat hangat bersamaku.
Walau sampai saat ini kita sama-sama tak tahu perasaan masing-masing dan mungkin kita memang harus menyimpannya tanpa mengungkapkannya.

Pertemuan kita ini disengaja namun kedekatan kita tanpa sengaja.

• • • • • • •

Perpisahan......
Sedikit kesal dengan sikapmu yang perlahan menjauh, walau sebenarnya aku mengerti mengapa kamu melakukan itu. Awalnya aku berpikir kita akan menjadi teman namun setelah melihatmu yang sekarang aku memutuskan untuk kita kembali ke masa dimana kita sama-sama tidak saling kenal dan cukup kembali ke kehidupan yang kita jalani sekarang, tanpa ada kedekatan antara si cokelat hangat. Atau mungkin sebenarnya kita memang tak memiliki perasaan spesial hanya saja kita terlalu nyaman dengan kedekatan kita. Hmm maybe
Aku rasa kamu cukup mengerti apa yang aku tulis ini, dan maaf aku tak bisa mendoakan kebahagiaanmu dengan wanita itu. Mengapa? Kau curang!
Aku hanya bisa mengikhlaskan pertemanan kita yang aku akhiri ini, karena aku cukup mengerti apa yang ada di dalam hatimu. Aku akhiri pengertianku cukup sampai disini.
Perpisahan kita terlalu klasik tanpa ada kata untuk menggambarkan apa yang telah terjadi antara kita.

• • • • • •

Mengapa ada pertemuan jika pada akhirnya kita harus berpisah?
Mengapa kita tak saling bertemu agar kita tak terpisahkan?

Bukan pertemuan yang salah, tapi perpisahanlah yang salah.
Mungkin takkan ada perpisahan jika awalnya kita tak berkomitmen menjaga pertemanan.

Nyatanya, kini pertemanan kita yang kandas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

yuuk berkomentar